Senin 22 Apr 2013 22:04 WIB

Tahun Ini Musim Kemarau di DIY Diprediksi Normal

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Djibril Muhammad
Kemarau. Ilustrasi
Foto: antara
Kemarau. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Musim kemarau tahun ini diprediksi normal. Namun tidak semua wilayah di DIY awal kemaraunya sama. Hal itu dikemukakan Analis dan Forecaster Cuaca Iklim Stasiun Geofisika Kelas I BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa kepada Republika, Senin (22/4).

Ia mengungkapkan di kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman bagian Selatan, Kabupaten Bantul dan Kabupaten Gunungkidul awal kemarau sudah dimulai pertengahan April ini. Sementara di Sleman bagian barat laut dan Kabupaten Kulonprogp awal musim kemarau baru dimulai awal Mei.

Meskipun awal kemarau sudah dimulai, kadang-kadang masih ada hujan, tetapi tidak merata curah hujannya juga sudah rendah di bawah 50 milimeter dalam akumulasi 10 hari. Ia mengakui musim kemarau kali ini normal karena tidak ada fenomena global yang bisa mempengaruhi kemarau panjang.

"Pada bulan Oktober diprediksi sudah mulai hujan lagi. Tetapi biasanya kami sampaikan pada bulan September," tuturnya. 

Sedangkan tahun lalu walaupun belum mencapai fenomena el-Nino tetapi fenomena global cukup mempengaruhi. Curah hujan tahun lalu ada yang baru dimulai bulan November dan bahkan Desember.

Di tempat terpisah Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY Gatot Saptadi mengatakan pihaknya sudah menentukan titik-titik lokasi kekeringan.

"Kami punya mamping musim kemarua, tetapi saat ini belum ada imbas kekeringan. Karena sekarang masih musim pancaroba," tuturnya pada wartawan di Kepatihan Yogyakarta, Selasa (22/4).

Secara garis besar kekeringan di DIY terbanyak di Kabupaten Gunungkidul. Kalau Prambanan sudah tertangani dengan mengoptimalkan sumber mata air, katanya. Berkaitan dengan upaya yang akan dilakukan di Kabupaten Gunungkidul apabila terjadi kekeringan, Gatot mengatakan pihaknya sudah menyiapkan untuk dropping air.

"Apabila Pak Gubernur (red. Sultan Hamengku Buwono X sudah mengeluarkan statement tentang kekeringan di DIY, kami siapkan dropping air. Kemudian mengoptimalkan potensi sumber air minum yakni mendekatkan masyarakat dengan sumber air minum. Namun sekarang masih dalam kondisi normal, belum terjadi kekeringan," katanya menjelaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement