Senin 22 Apr 2013 11:48 WIB

'Tidak Ada Mark Up Dalam Proyek Hambalang'

Rep: Bilal Ramadhan/ Red: Karta Raharja Ucu
 Bangunan proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/5). (Edwin Dwi Putranto/Republika)
Bangunan proyek Pusat Pendidikan, Pelatihan dan Sekolah Olahraga Nasional di Bukit Hambalang, Bogor, Jawa Barat, Rabu (30/5). (Edwin Dwi Putranto/Republika)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama PT Dutasari Citralaras, Machfud Suroso membantah ada mark up dalam proyek Hambalang, seperti dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).

"BPK itu kan nggak paham banget dengan kontrak saya, tidak ada mark up itu," kata Machfud Suroso saat diperiksa KPK sebagai saksi dalam proyek dugaan korupsi dalam proyek Hambalang.

Machfud datang Senin (22/4) sekira pukul 10.25 WIB. Machfud yang mengenakan kemeja lengan pendek berwarna cokelat itu mengaku diperiksa sebagai saksi untuk tiga tersangka kasus Hambalang, yaitu Deddy Kusdinar, Andi Alifian Mallarangeng dan Teuku Bagus Mohammad Noor.

Mengenai dugaan adanya mark up, lagi-lagi Machfud berkelit. "Nggak lah, kita kan orang bisnis, masa mark up," bantahnya lagi.

Sebelumnya dalam hasil audit tahap pertama BPK yang dibacakan di DPR oleh Ketua BPK, Hadi Purnomo, menyimpulkan ada sebelas indikasi penyimpangan terhadap peraturan perundang-undangan, dan penyalahgunaan wewenang dalam proyek Hambalang.

Audit BPK juga menyebutkan mantan menpora Andi Mallarangeng yang dianggap melakukan pembiaran dan juga nama Agus Martowardojo.

BPK melansir terjadi kerugian negara sebesar Rp 243,66 miliar. Dengan perincian, Rp 116,930 miliar yang merupakan selisih pembayaran uang muka yang telah dilaksanakan (Rp 189,450 miliar) dikurangi dengan pengembalian uang muka pada saat pembayaran termin pada 2010 dan 2011 (Rp 72,520 miliar).

Sedangkan, Rp 126,734 miliar yang merupakan pemahalan harga pada pelaksanaan konstruksi yang terdiri dari pemahalan mekanikal elektrikal sebesar Rp 75,724 miliar dan pekerjaan struktur sebesar Rp 51,010 miliar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement