Senin 22 Apr 2013 09:27 WIB
Wawancara Anas Urbaningrum

Anas: Eks Menteri Bilang Bapakmu Itu Raja Tega

Rep: Fitriyan Zamzami dan Muhammad Hafil/ Red: A.Syalaby Ichsan
 Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.
Foto: Republika/Adhi Wicaksono
Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (kanan) bersama Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum.

REPUBLIKA.CO.ID, Pelengseran Anas Urbaningrum sebagai Ketua Umum DPP Partai Demokrat masih meninggalkan cerita. Anas pun buka-bukaan kalau 'kudeta' tersebut sudah direncanakan jauh hari. Kendati tak mengetahui alasan pasti, Anas menilai hal itu terkait dengan pencalegan dari Partai Demokrat.

Berikut petikan wawancara Anas dengan wartawan Republika Fitriyan Zamzami dan Muhammad Hafil pada Jumat (19/4) malam. 

Apa agenda penggusuran Anda dari Partai Demokrat?

Saya tidak tahu apa alasannya, tapi secara politik pencalegan itu tahapan yang menentukan formasi DPR tahun 2014 yang mewakili Partai Demokrat. Setelah pencalegan, ada peristiwa pencalonan presiden, wakil presiden. Setelah 2015, ada peristiwa penting lagi kongres PD.

Anda sudah paham mau dilengserkan sejak lama, tapi bertahan terus di Demokrat. Mengapa?

Selepas saya menjadi ketua umum, ada menteri di kabinet terdahulu yang mengirimkan pesan meminta saya berhati-hati karena akan dikerjai dan bilang bahwa 'bapakmu' itu raja tega. Ada juga mantan jendral polisi yang bilang, minta saya hati-hati.

Tapi waktu itu saya mengira akan dikerjai secara politik. Kalau akan dikerjai secara politik, saya siap menghadapi karena saya yakin saya punya dukungan di DPC-DPC. Saya juga punya lebih banyak waktu untuk melakukan konsolidasi di daerah.

Apakah Anda dimintai pendapat soal susunan kepengurusan Partai Demokrat?

Di tengah perjalanan antara Denpasar ke Sanur, Pak Gede Pasek Suardika dapat SMS dari SBY yang isinya tolong disampaikan pesan untuk Bung AU. Intinya minta masukan tentang KLB dan formasi pasca-KLB. Intinya itu. Tapi waktu itu, saya jawab lewat balasan SMS Pak Pasek, nanti saja setelah KLB selesai karena saya tak ingin mengganggu proses KLB itu. Sebab, saya ke Bali bukan untuk urusan KLB. Saya tidak relevan bicara itu

Apa isi masukan yang Anda sampaikan dan apakah diakomodasi oleh Demokrat?

Setelah berdiskusi teman-teman, saya putuskan beri masukan karena masukan dimintakan beliau. Itu khusus untuk beliau. Tak akan dibuka ke publik. Saya belum tahu diakomodasi atau tidak (masukannya) karena belum diumumkan. 

sumber : Harian Republika, Senin (20/4)
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement