REPUBLIKA.CO.ID, NUSA DUA -- Indonesia menjadi tuan rumah Simposium Ke-21 Rumput Laut Internasional (International Seaweed Symposium/ISS) yang dihadiri 700 peserta dari 50 negara pada 21-26 April 2013 di Nusa Dua, Bali.
"Terpilihnya Indonesia sebagai tuan rumah ISS ke-21 ini merupakan hasil perjuangan panjang sejak 1989 ketika ISS ke-13 digelar di Vancouver, Kanada," kata Ketua Panitia Nasional ISS ke-21, Safari Azis, di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Ahad (21/4).
Menurut dia, hal itu menjadi kesempatan yang bagus bagi Indonesia sebagai salah satu negara produsen dan pengelola rumput laut terbesar di dunia.
"Indonesia yang termasuk wilayah 'Coral Triangle' (tempat budidaya rumput laut di kawasan pesisir) sangat membutuhkan berbagai hasil penelitian dan kesempatan bisnis untuk memajukan ekonomi masyarakat," kata Ketua Umum Asosiasi Rumput Laut Indonesia (ARLI) itu.
Azis menjelaskan bahwa simposium itu dirancang untuk memberikan kesempatan kepada para pebisnis memanfaatkan hasil penelitian.
"Makanya seluruh presentasi dalam simposium ini akan memberikan pencerahan tentang perkembangan teknologi, budidaya, dan industri rumput laut. Apalagi nanti akan ada hasil penelitian mengenai kemampuan rumput laut dalam menghasilkan CO2," katanya.
ISS merupakan ajang tiga tahunan sejak pertama kali digelar di Edinburgh, Inggris, pada 1952. Sebelum di Bali, ISS terakhir kali digelar di Ensenada, Meksiko, pada 2010.