Ahad 21 Apr 2013 15:17 WIB

Ratusan Rumah Rusak Akibat Gempa Dieng

Rep: eko widiyatno/ Red: Taufik Rachman
Seorang wanita desa menangis setelah rumahnya rusak akibat gempa bumi di Lushan provinsi Sichuan,Cina, Sabtu (20/4).
Foto: AP
Seorang wanita desa menangis setelah rumahnya rusak akibat gempa bumi di Lushan provinsi Sichuan,Cina, Sabtu (20/4).

REPUBLIKA.CO.ID,BANJARNEGARA -- Gempa yang terjadi di dataran tinggi Dieng, Jumat (18/3) malam lalu, menyebabkan ratusan rumah rusak dan roboh. Kerusakan rumah terjadi di beberapa desa kawasan tersebut. Ratusan rumah rusak tersebut, terdapat di Desa Sumbereja, Desa Pekasiran, Kepakisan dan Pesurenan. Seluruhnya berada di wilayah Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.

''Memang ada ratusan rumah yang rusak ringan, sedang hingga berat. Bahkan ada yang roboh. Sampai saat ini, kami masih melakukan pendataan,'' kata Petugas Posko Siaga Darurat Bencana Kawah Timbang, Andri Sulistyo, Ahad (21/9).

Di Desa Sumberejo, untuk sementara tercatat ada 28 bangunan rusak ringan, sedang dan berat. Desa Pekasiran, ada 69 bangunan yang rusak ringan hingga berat, Desa Kepakisan ada 172 bangunan yang rusak ringan dan berat, sedangkakan Desa Pasurenan ada 34 rumah yang rusak ringan hingga berat.

''Ini belum termasuk data kerusakan yang terdapat di desa-desa wilayah Kabupaten Batang, karena gempa juga dirasakan cukup kuat di desa-desa yang masuk wilayah Kabupaten Batang,'' jelasnya. Wilayah Dieng, memang terbagi ole 3 wilayah kabupaten. Yakni, Kabupaten Banjarnegara, Kabupaten Wonosobo dan Kabupaten Batang. Namun kawasan Dieng  yang masuk wilayah Banjarnegara, merupakan yang terluas.

Pada Ahad (21/9), ribuan pengungsi yang pada saat gempa terjadi sempat mengungsi ke beberapa balai desa, sebagian sudah kembali ke rumahnya masing-masing. Hal ini menyusul hasil pemantauan PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), yang menyatakan bahwa gempa tidak menyebabkan aktivitas kawah Timbang meningkat menyemburkan gas beracun.

Namun sebagian pengungsi tetap bertahan di pengungsian, karena rumahnya mengalami rusak berat sehingga tidak bisa dihuni lagi. ''Memang masih ada warga yang bertahan di pengungsian. Mereka adalah warga yang rumahnya mengalami kerusakan cukup berat,'' katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement