REPUBLIKA.CO.ID, BATANG -- Para pengusaha angkutan Kabupaten Batang, Jawa Tengah mengaku cemas karena pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar bersubsisi, jenis solar.
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Organisasi Gabungan Angkutan Darat (Organda) Kabupaten Batang, Zaenul Arifin di Batang, Minggu, mengatakan pihak Organda tidak begitu keberatan mempersoalkan kebijakan kenaikan harga BBM tetapi pemerintah diminta dapat menjamin persediaan solar tetap lancar.
"Kenaikan harga BBM kami pastikan akan berimbas ke segala segi, mulai dari upah karyawan hingga tarif angkutan penumpang karena biaya perawatan hingga biaya operasionalnya akan membengkak. Akan tetapi, kecemasan pengusaha angkutan itu bisa diimbangi dengan stok solar tetap lancar," katanya.
Perwakilan Pemasaran 'Persada Travel', Indra mengungkapkan bahwa kenaikan harga solar dipastikan akan diikuti dengan naiknya harga tiket travel.
Harga tiket perjalanan Pekalongan-Surakarta, kata dia, semula Rp75 ribu per orang diperkirakan akan naik menjadi Rp100 ribu per orang sedangkan Pekalongan-Yogyakarta semula Rp65 ribu/ orang naik Rp85 ribu/ orang.
Menurut dia, sebenarnya kenaikan harga BBM jenis solar itu akan makin menyulitkan pengusaha angkutan dalam mengembangkan usahanya karena selama ini biaya operasional dan perawatan armada juga cukup mahal.
"Kondisi itu makin terpuruk, dengan sepinya calon penumpang dan persaingan usaha biro perjalanan yang kini 'menjamur'," katanya.
Ia berharap pemerintah mengevaluasi rencana kebijakan menaikkan harga solar sebagai upaya membantu pengusaha angkutan dan sektor usaha lainnya agar bisa tetap berkembang. "Kami meminta pemerintah dapat mengevaluasi kebijakan menaikkan harga BBM dengan cara lain," katanya.