REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bondo nekad alias Bonek berencana mendatangi Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk mempertanyakan surat kesepakatan yang ingin ditembuskan ke Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Jakarta.
Namun, upaya tersebut akan dilakukan setelah kondisi Andie Peci dinyatakan pulih. Rekan Andie Peci yang juga merupakan seorang kordinator Bonek, Ita mengatakan, saat ini para Bonek sangat terluka dengan musibah yang tengah dialami Andie.
Karena itu, meski tampak tidak sabar untuk kembali mendatangi wali kota, namun niat tersebut harus diurungkan sementara waktu.“Tapi kami tetap menagih janji wali kota yang ingin membawa surat tersebut ke Jakarta,” kata Ita.
Terkait penyelidikan yang dilakukan kepolisian, menurut Ita, para suporter Persebaya 1927 itu tetap memantau kasus tersebut. Terlebih, persitiwa yang awalnya dilaporkan ke polsek itu, kini sudah dilimpahkan ke Polda Jawa Timur.
Sebelumnya, ribuan Bonek mendatangi Gedung Balai Kota Surabaya untuk menemui Tri Risma Harini. Setelah melakukan mediasi, akhirnya keduanya sepakat untuk melarang Persebaya Divisi Utama bermain di Gelora Surabaya. Selain itu, Pemkot diminta mengakui Persebaya 1927 sebagai klub sepak bola yang sah.
Namun, usai aksi tersebut, malam harinya seorang kordinator aksi Bonek, Andie Peci dibacok oleh sekelompok orang tak dikenal. Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di bagian lengannya, bahkan lebam yang diderita pada kepala, leher, wajah, punggung.
“Lengannya ada 31 jahitan, dan hampir di setiap tubuhnya ada bekas ceplakan sepatu karena diinjak-injak,” ujarnya.