Kamis 18 Apr 2013 20:34 WIB

Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar Batal Dilantik

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Djibril Muhammad
Pasangan calon gubernur Jabar Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar bersalaman saat memantau hasil perhitungan cepat (Quick Count) di Media Center Aher-Deddy di Bandung, Ahad (24/2).  (Republika/Prayogi)
Pasangan calon gubernur Jabar Ahmad Heryawan-Deddy Mizwar bersalaman saat memantau hasil perhitungan cepat (Quick Count) di Media Center Aher-Deddy di Bandung, Ahad (24/2). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID,  BANDUNG — Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2013-2018, batal digelar di Gedung DPRD Jabar yang baru.

Awalnya, pelantikan Gubernur Jabar Kamis (13/4) akan digelar di gedung baru. Namun, karena tidak bisa menampung 4 ribu undangan, maka pelantikan tersebut akan dilaksanakan di Gedung Merdeka. Anggaran untuk Rapat Paripurna pelantikan gubernur, dialokasikan sebesar Rp 300 juta di APBD Jabar 2013.

"Ya, tadinya pelantikan memang mau digedung baru. Tapi, karena kurang bisa menampung tamu jadi butuh yang besar. Jadi Gedung Merdeka," ujar Sekretariat Dewan (Sekwan) DPRD Jabar, Ida Hernida kepada wartawan, Kamis (18/4).

Menurut Ida, selama ini pelantikan gubernur memang sering dilakukan di Gedung Merdeka. Karena, gedung tersebut memiliki historis dan kebanggan sendiri. Gedung tersebut, pernah dipakai untuk Konferensi Asia Afrika (KAA).

"Kan gedung DPRD Jabar yang baru kapasitasnya hanya sekitar seribu orang. Sementara, undangannya mencapai 4 ribu," katanya.

Kapasitas Gedung Merdeka, kata dia, sekitar 1.300 orang. Undangan yang tidak tertampung di dalam gedung, akan disediakan tempat duduk di halaman Gedung Merdeka. Jadi, kemungkinan akan menggunakan jalan di sekitar gedung merdeka.

Ida mengatakan, sebelum digunakan untuk pelantikan, pihaknya harus sedikit memoles Gedung Merdeka karena bangunannya sudah agak tua. Terutama, di ruang VVIP. Untuk meremajakan bangunan ini, Ia meminta bantuan dari Dinas Permukiman dan Perumahan (Diskimrum).

Anggaran untuk rapat paripurna tersebut, kata dia, sekitar Rp 300 juta. Di antaranya untuk sewa tunda sebesar Rp 50 juta dan makan minum undangan sekitar Rp 200 juta. Sedangkan kebutuhan lainnya, dianggarkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait.

"Untuk upacara adat yang mengadakan Disparbud (Dinas Pariwisata dan Kebudayaan). Sedangkan souvenir undangan yang mengadakan, Disperindag (Dinas Perindustrian dan Perdagangan) Jabar," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement