REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -– Juru bicara presiden, Julian Aldrin Pasha mengatakan pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dengan Gubernur Aceh, Zaini Abdullah, berlangsung dengan konstruktif.
“Pembicaraan berlangsung hangat dan konstruktif dan ke arah yang baik,” katanya, Kamis (18/4). Ia mengatakan setelah pertemuan tersebut, pemerintah pusat dan pemerintah Aceh masih akan melakukan sejumlah pertemuan untuk menindaklanjuti persoalan perda bendera dan lambang Aceh yang sudah terlanjur diketok.
Julian menegaskan, pertemuan-pertemuan tersebut untuk mencapai kesepakatan dan solusi bersama. Karena, kata dia, sekarang ada perbedaan pandangan yang perlu disinkronkan. Apalagi, hasil evaluasi dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyebutkan ada 12 poin evaluasi dan rekomendasi kepada pemerintah Aceh.
Dari evaluasi itu, baru dua poin yang dibahas. “Kemarin terjadi kesepahaman bahwa kita bersama-sama mengawal negara berdasarkan konstitusi,” katanya.
Ia mengatakan, secara prosedur, Aceh memang punya kewenangan untuk membuat Perda lewat mekanisme yang ada. Tetapi, tetap ada kepentingan nasional dan persatuan nasional yang perlu dijaga. “Kalau ada ketidaksepahaman, masing-masing percaya solusi konstruktif dan solutif. Semua sepakat menjalankan sesuai dengan UU,” katanya.