Kamis 18 Apr 2013 09:09 WIB

Siswa di Wakatobi Siap UN di Malam Hari

Rep: Andi Nur Aminah/ Red: Mansyur Faqih
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).
Foto: Agung Supriyanto/Republika
Siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) menyelesaikan ujian nasional bahasa Indonesia di SMK Negeri 8 Jakarta, Senin (16/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelaksanaan UN di Pulau Wakatobi, Sulawesi Tenggara diusahakan tetap berlangsung Kamis (18/4). Meski pun harus digelar pada malam hari. Hal tersebut diutarakan oleh Irma Nurjannah dan Darsono, pengawas UN dari Universitas Haluoleo, Kendari. 

Irma yang mengawas di SMA 2 Kaledupa mengatakan, sejak pagi, puluhan siswa yang akan ikut UN sudah berdatangan ke sekolah. Namun setibanya di sekolah, mereka hanya dikumpulkan untuk mendengar informasi penundaan lagi. "Sekarang anak-anak disuruh pulang dulu dan mereka diminta kembali lagi pukul 13.00 WITA untuk menunggu soal UN datang," ujar Irma saat dihubungi, Kamis (18/4). 

Menurutnya, saat ini seluruh kepala sekolah berkumpul di Wanci, ibukota Kabupaten Wakatobi. Para kepala sekolah ini menunggu soal-soal yang sudah digandakan dari Kendari. 

Semetara itu, Sudarsono pengawas UN di SMA 1 Kaledupa mengatakan, saat ini sekolah sudah sepi. Semua siswa diminta pulang dahulu ke rumahnya atau kerabat terdekat dengan sekolah. "Mereka diminta kembali pada pukul 13.00 WITA. Yang rumahnya jauh, bisa numpang dulu di kerabatnya," kata Sudarsono.

Pengangkutan soal dari Kendari ke kepulauan di Wakatobi membutuhkan paling cepat tiga jam. Bahkan untuk wilayah terjauh yakni Binongko, menurutnya, bisa delapan hingga sembilan jam perjalanan laut. 

Menurutnya, UN kemungkinan bisa berlangsung hingga malam hari. Karena itu, siswa sudah dipersiapkan untuk kondisi UN malam hari. Untuk mengantisipasi kemungkinan soal tiba lebih molor lagi, warga di satu kecamatan berpartisipasi menyiapkan penerangan. Ini karena penerangan listrik di sekolah umumnya terbatas hanya ada di ruangan kantor dan kepala sekolah saja. 

Sudarsono mengatakan, masyarakat Wakatobi yang umumnya nelayan, sudah merelakan lampu pelita yang biasa mereka pakai melaut untuk menerangi para siswa jika harus ujian di malam hari. "Genset juga sudah disiapkan. Tapi takutnya tidak cukup, jadi pelita pun sudah disiapkan,’’ ujarnya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement