REPUBLIKA.CO.ID, BANDARLAMPUNG -- Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Kabupaten Lampung Selatan, menyebutkan aktivitas gunung api aktif di Selat Sunda itu masih normal pascaterjadinya gempa berkekuatan 5,5 skala Richter.
"Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau dalam sebulan terakhir rata-rata di bawah 100, kecuali pada Senin yang sempat mencapai 300 gempa vulkanik," kata kepala pos pemantau itu, Andi Suardi, saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu (17/4).
Pada Selasa (16/4) terjadi gempa berkekuatan 5,5 skala richter pada pukul 18.26 WIB yang berpusat di 95 km barat daya Lampung Selatan. Menurut dia, kegempaan Gunung Anak Krakatau kemarin berkisar 40-50, dan kondisi gunung aktif itu hari ini juga diperkirakan normal. "Dampak gempa kemarin terhadap aktivitas Gunung Anak Krakatau terlihat tidak ada," katanya.
Meski kegempaan gunung api itu cenderung turun, namun kondisi Gunung Anak Krakatau sulit diprediksi sehingga nelayan dan wisatawan tetap dilarang mendekat ke gunung aktif itu.
Status GAK saat ini masih tetap pada level II atau waspada, sehingga rekomendasi yang disarankan kepada warga untuk tidak mendekat pada radius satu kilometer dari gunung tersebut.