Rabu 17 Apr 2013 08:56 WIB

Terapi Kanker, Obat Tradisional Hanya Komplementer

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Dewi Mardiani
Gambar ilustrasi obat tradisional.
Foto: wordpress.com
Gambar ilustrasi obat tradisional.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Kanker bukan penyakit mendadak. Apabila ditemukan dalam stadium dini, kanker bisa disembuhkan. Karena itu, apabila sejak awal diketahui menderita kanker, langsung dilakukan tindakan medis dan jangan pergi ke pengobatan alternatif.

''Karena sudah banyak kasus yang terbukti, pasien datang ke dokter sudah terlambat. Padahal sebetulnya pasien sejak awal diketahui menderita kanker, tetapi mencoba dulu ke pengobatan alternatif dan kembali lagi ke dokter sudah  stadium lanjut,'' kata Wakil Ketua II Yayasan Kanker Indonesia DIY, Anglingkusumo, pada saat pelatihan relawan kanker di Auditorium YKI DIY, baru-baru ini.

Anglingkusumo mengakui semakin banyak kasus kanker di Indonesia semakin marak komoditi yang ditawarkan seperti ramuan, pembalut, pakaian, atau sarana lainnya yang kalau dipakai bisa menyebabkan seseorang bebas kanker. Hal itu tentu saja hanya untuk kepentingan bisnis dan  tidak benar, tuturnya.

Ramuan obat tradisional hanya sebagai komplementer (pelengkap), bukan sebagai pengganti pengobatan medis. ''Kalau obat tradisional sebagai komplementer tidak dilarang, asal dengan syarat jangan tinggalkan medis dan tidak bertentangan dengan medis,''kata pengurus YKAI DIY Sutaryo menambahkan.

Sementara itu  Indwiani Astuti dari Bagian Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran UGM mengungkapkan tidak semua tanaman obat sebagai antikanker aman bagi penderita kanker, karena bisa merusak ginjal. Obat kanker yang sudah diuji melalui berbagai penelitian pun penggunaannya juga harus tepat dosisnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement