Senin 15 Apr 2013 22:12 WIB

Waspada Demam Berdarah di Pergantian Musim

Rep: Yulianingsih/ Red: Djibril Muhammad
Nyamuk demam berdarah
Nyamuk demam berdarah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Menjelang pergantian musim dari penghujan ke kemarau, kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Yogyakarta mulai meningkat. Selama Maret-April 2013 ini kasus DBD di Kota Yogyakarta naik 41 kasus.

Padahal pada akhir Februari lalu kasus DBD di Yogya hanya 126 penderita. Dengan begitu selama 2013 hingga April ini kasus DBD di Kota Yogya mencapai 167 orang.

"Menjelang pergantian musim kasus DBD memang tinggi. Namun kita bersyukur tidak ada pasien yang sampai meninggal," ujar Tuty Setyowati, Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Senin (15/4).

Jika dibandingkan dengan tahun lalu, jumlah penderita demam berdarah tahun ini cukup tinggi. Sebab, baru awal tahun, penderitanya sudah mencapai 75 persen dari tahun 2012 lalu yang mencapai 244 penderita.

Dikatakannya, pada pergantian musim telur-telur nyamuk dapat berkembang biak dengan cepat. Oleh sebab itu, kini masyarakat kembali diimbau untuk menjaga kondisi kebersihan lingkungan sekitarnya.

Hingga akhir April ini, warga harus tetap waspada terhadap perkembang biakan nyamuk penyebab demam berdarah. "Kasus tertinggi  tersebar di wilayah Umbulharjo, Kotagede, Ngampilan dan Gedongtengen," katanya.

Meski kasus demam berdarah ini kembali meningkat, namun Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta tidak akan menerapkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dana khusus untuk pemberantasan demam berdarah juga tidak akan diusulkan.

Menurut Tuty, upaya preventif yang terus digalakkan saat ini dipastikan mampu meredam penyebaran penyakit tersebut. Apalagi obat-obatan yang tersedia juga masih sangat mencukupi.

Pihaknya hanya mengimbau, jika terdapat warga yang demam hingga 3 hari, harus segera diperiksakan ke puskesmas atau rumah sakit supaya bisa segera ditangani.

Dinkes kata dia, juga sudah menghimbau seluruh  rumah sakit swasta maupun milik pemerintah agar tidak menolak pasien. Jika terpaksa harus rawat inap dan kelas tiga sudah tidak mencukupi, harus diupayakan ke kelas dua.

Sementara itu Kasie data dan informasi Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta, Tony Agus Wijaya mengatakan, mulai pertengahan April 2013 ini sebagian wilayah di DIY telah memasuki musim kemarau. Wilayah tercepat yang masuk musim kemarau adalah Kabupaten Gunungkidul.

"Sedangkan wilayah yang terakhir masuk musim kemaraun adalah Kabupaten Sleman pada pertengahan Mei mendatang," ujarnya.

Sementara Kota Yogyakarta baru akan masuk musim kemarau pada akhir April 2013.Saat ini sebagian besar wilayah di DIY sudah masuk ke musim pancaroba yaitu musim peralihan dari penghujan ke kemarau.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement