REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur PT Ghalia Indonesia Printing meminta maaf kepada seluruh siswa dan masyarakat di Indonesia atas keterlambatannya mendistribusikan soal-soal Ujian Nasional (UN) di 11 provinsi di Indonesia Tengah. “Masalah ini tidak pernah diduga akan timbul,” katanya katanya di Gedung Kemendikbud, Senayan, Jakarta, Ahad, (14/4).
Memang, ujar Hamzah, terdapat sejumlah masalah teknis yang menyebabkan mundurnya pengiriman soal-soal UN. Bahan materi ujian banyak sekali sehingga tidak tertampung di perusahaanya yang berada di Bogor, Jawa Barat. Selain itu, banyaknya variasi soal cukup menyulitkan dalam membuat soal-soal ujian.
Namun, kata Hamzah, pihaknya berusaha segera mengirimkan soal-soal ujian itu ke Indonesia Tengah. Ini merupakan tugas negara yang harus segera diselesaikan. “Kami juga mengucapkan terima kasih karena telah diberi kesempatan untuk mengerjakan pembuatan soal-soal UN,”katanya.
Penyelesaian masalah ini, ujar Hamzah, menjadi tantangan perusahaannya. Ini merupakan pertama kalinya mengalami hal yang tidak diinginkan. Untuk melancarakan pengiriman soal-soal UN ini, pihaknya komitmen bekerja selama 24 jam dan terus-menerus, juga menambah jumlah tenaga kerja.
Selain PT PT Ghalia Indonesia Printing, terdapat sejumlah perusahaan lain yang membuat soal-soal UN di antaranya PT Media Grafika, PT Pura, PT Jaswindo Mitra Perkasa,PT Balebat Dedikasi Prima. Namun perusahaan lainnya itu mampu menyelesaikan pembuatan dan pengiriman soal bagi Indonesia Timur dan Indonesia Barat dengan baik.
Terkait sanksi kepada PT Ghalia Indonesia Printing, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mohammad Nuh mengatakan, pihaknya harus mengikuti prosedur sebelum memberikan sanksi. Pihaknya akan melakukan investigasi mendalam penyebab terlambatnya pendistribusian soal-soal UN. Saat ini pihaknya sedang fokus untuk menyelesaikan pendistribusian soal-soal UN ke Indonesia Tengah.