Jumat 12 Apr 2013 21:00 WIB

Industrialisasi Udang Serap 400 Ribu Naker

Rep: Asep K Nurzaman/ Red: A.Syalaby Ichsan
Pertambakan Udang / ilustrasi
Foto: ist
Pertambakan Udang / ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Industrialisasi sektor perikanan terus bergulir. Untuk bidang budidaya udang seluas 20 ribu hektare dan pabrik pengolahan "si bongkok" itu di kawasan pantai utara (pantura) Pulau Jawa saja, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dapat menyerap sekitar 400 ribu tenaga kerja.

"Angka 400 ribu orang itu setara dengan penyerapan tenaga kerja untuk setiap 1 persen pertumbuhan ekonomi," ungkap Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo saat panen perdana udang vaname di tambak percobaan (demfarm) Desa Sukajaya, Pontang, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (11/4).

Daya serap tenaga kerja sebesar itu mulai dari sektor hulu dan hilir. "Sejak dari pembuatan tambak yang dilapisi plastik dan harus diganti setiap hendak tebar benih lagi, lalu pengelolaan budidaya, hingga pengolahan udang di pabrik," tutur Cicip.

Pendapatan sebagai tenaga kerja tambak udang pun cukup menggiurkan. Tapi Cicip tidak bisa menyebutkan angka pastinya, karena itupun tergantung hasil panen.

Untuk tahun ini KKP menargetkan target produksi 200 ribu ton udang vaname melalui optimalisasi 20 ribu hektare tambak. "Selain menyerap banyak tenaga kerja, peningkatan produksi ini akan memberikan tambahan devisa negara dari ekspor udang," tutur Cicip.

Dia menegaskan, kebijakan industrialisasi perikanan menjadi fokus perhatian KKP. Menurutnya, kebijakan tersebut sangat strategis dalam menggerakkan seluruh potensi perikanan. Yakni  melalui pengembangan budi daya, perikanan tangkap, dan pengelolaan hasil produk perikanan.

Sebagai langkah awal, sejak 2012 KKP menetapkan empat komoditas industrialisasi, yaitu udang, bandeng, patin, dan rumput laut. "Semuanya memiliki potensi pengembangan cukup besar, ujar Cicip.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement