Senin 08 Apr 2013 20:01 WIB

Pengamat: Rakyat Makin Cerdas Pilih Caleg

Rep: Hafiz Muftisani/ Red: Heri Ruslan
Diskusi Dana Kampanye Pemilu 2014
Foto: Tahta Aidilla/Republika
Diskusi Dana Kampanye Pemilu 2014

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rakyat dinilai semakin cerdas memilih calon legislatif (caleg) dalam pemilihan umum 2014.

Pengamat politik dari poltracking institute Hanta Yudha AR mengatakan tren jual beli suara dan politik 'wani piro' sudah tak efektif. "Semakin kemari semakin cerdas," ungkapnya kepada Republika, Senin (8/4).

Menurut Hanta, ada tiga kelompok masyarakat menjelang pemilu yakni rasional, psikologis dan sosiologis. Kelompok rasional punya intrumen yang kuat untuk menilai kandidat. "Mereka sangat memperhatikan caleg," katanya.

Sementara kelompok psikologis dan sosiologis cenderung memiliki ikatan dengan parpol. "Biasanya kelompok menengah ke bawah." Untuk itu peran parpol, media dan pakar untuk memberikan pendidikan politik kepada kelompok ini.

Nama-nama DCS yang akan diserahkan parpol menurut Hanta tak banyak mempengaruhi elektabilitas parpol.  Pemilih lebih melihat karakter, branding dan figur utama parpol di level nasional. Elektabilitas parpol akan naik dipengaruhi oleh kerjanya mesin partai dan tren pemilih. "Figur caleg yang kuat tidak banyak jumlahnya," ujarnya.

Terkait fenomena politikus loncat partai jelang pemilu, Hanta melihat tak ada muatan ideologi. Caleg loncat partai lebih dikarenakan peluang menang di partai baru lebih besar. "Disamping faktor akses power dan finansial," katanya.

Partai-partai di Indonesia hari ini tak lagi tersekat bendera ideologis. Hanta menyebut Ideologi partai cenderung bergerak bergerak ke tengah. Sehingga tak relevan lagi seorang caleg pindah partai karena alasan ideologis. "Kalau loncat karena ideologi justru bagus."

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement