Sabtu 06 Apr 2013 13:29 WIB

'Wibawa Negara Hancur, Premanisme Bakal Menjamur'

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Karta Raharja Ucu
Razia preman (ilustrasi).
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Razia preman (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sosiolog Universitas Indonesia, DR Ricardi Adnan, mengatakan, keadilan yang dibutuhkan masyarakat tidak didapatkan dari negara. Sebab, negara lebih memilih memberikan keadilan kepada orang-orang tertentu saja.

Karenanya, menurut Ricardi terbangunlah anggapan dalam masyarakat, ormas atau lembaga pemerintahan, jika keadilan hanya mereka yang harus melakukan dan menerapkannya.

Menurut Ricardi, itu sama seperti premanisme, sebab masyarakat memiliki street justice sendiri, akibat hancurnya kepercayaan kepada negara.

Masyarakat, kata Ricardi, menganggap negara ceroboh dan tidak bisa memberikan rasa aman. "Ini berkaitan negara tidak bisa memerikan rasa aman," sebut Ricardi.

Faktor ekonomi, menurut Ricardi juga memberikan pengaruh penting terhadao penurunan wibawa negara. Masyarakat yang terpinggirkan karena kemiskinan, seperti pedagang kaki lima yang diusir dan digusur dan tidak diberi lahan pekerjaan, bingung mencari makan untuk hidup. Akibatnya, mereka menjadi pemeras atau preman seperti menjaga lahan-lahan parkir.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement