REPUBLIKA.CO.ID, SEMANGGI -- Indonesia Police Watch (IPW) menilai lamban kinerja polisi dalam mengungkap kasus penyerangan LP Cebongan, Sleman.
''Kelambanan tersebut sangat disesalkan karena makin menjatuhkan wibawa Polri,'' Kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane dalam pesan singkatnya, Jumat (5/4)
Sebaliknya, Neta berpendapat, kerja Tim 9 TNI AD patut diapresiasi. Tim tersebut berhasil mengungkap sembilan anggota Kopassus yang menyerbu dan membunuh empat tahanan LP Cebongan.
Neta mengatakan, Tim 9 TNI AD dalam waktu 5 x 24 jam berhasil mengungkap serbuan ke LP Cebongan. Sementara, Ind Police Watch (IPW) mempertanyakan kinerja Kapolri dan Kapolda yang sangat lamban menuntaskan kasus yang meresahkan publik.
''Kinerja Kapolda harus dikritik secara keras. Selain lambat, wibawa Polri jatuh,'' Ujar Neta
Neta menjelaskan, sebenarnya sejak hari pertama kasus tersebut, pejabat Dirjen Lapas sudah mengatakan pelakunya terkait unsur TNI. Namun, informasi ini tidak digubris oleh Polri.
Sikap Polri patut dipertanyakan, apalagi sempat beredar isu diduga polisi sudah tahu akan terjadi serbuan, tapi tidak ada pencegahan. Menurut Neta, Komisi III DPR harus segera memanggil Kapolri dan Kapolda Joga untuk menglarifikasi kebenaran isu ini.
''Sebab jika isu itu benar, sama artinya polisi membiarkan kejahatan terjadi,'' Kata Neta
Dengan diungkapnya tersangka penyerbuan LP Cebongan oleh TNI AD, kini tugas Polri memburu para pelaku pengeroyokan Sertu Santoso dan Sertu Sriyono yang belum tertangkap.
Neta mengatakan, beredar kabar pelaku pengeroyokan Santoso lebih dari empat orang serta pengeroyok Sriyono lebih dari satu orang. Neta melanjutkan, segera lakukan penangkapan agar jangan muncul lagi solidaritas korps yang berlebihan dari teman korban, untuk mencari tersangka tersebut.