REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Arie Sujito, menilai pengungkapan pelaku kasus penyerangan Lembaga Pemasyarakatan (LP) Kelas IIB Cebongan, Sleman, Yogyakarta oleh Tim Sembilan Markas Besar TNI AD merupakan indikasi baik bahwa TNI sudah mulai terbuka.
"Ini menjadi tanda yang baik bagi tubuh TNI, khususnya TNI AD yang berani terbuka dan jujur mengakui ada anggotanya yang tidak disiplin, apapun alasannya," kata Arie Sujito, Kamis (4/4) malam.
Menurut dia, keterbukaan TNI dalam mengungkap kasus ini menjadi pelajaran berharga atas upaya penegakan hukum di negeri ini. "Harapannya adalah TNI dapat benar-benar mengungkap kasus ini dengan jujur dan tuntas serta menjunjung tinggi keadilan," katanya.
Ia mengatakan, pengungkapan kasus ini juga dapat dijadikan sebagai momentum TNI untuk pendisiplinan aparat dalam bidang penegakan hukum. "TNI sudah mulai terbuka, itu penting, tetapi yang yang penting penindakan secara adil aparat yang melanggar hukum." Arie mengatakan pengungkapan kasus ini harus benar-benar transparan dan menjadi pintu masuk lebih jauh apakah benar hanya bermotif balas dendam atau ada skenario lain.
Menurutnya, pengungkapan kasus ini oleh Tim Sembilan Mabes TNI AD sudah dapat memberi nilai lebih bagi Kepala Staf TNI AD Jenderal Pramono Edhie Wibowo sebagai pihak yang bertanggung jawab. "Ini kelak akan memberikan nilai positif bagi Pramono Edhie Wibowo selaku pucuk pimpinan TNI AD," katanya.