REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rencana penerapan tarif baru yang berdasarkan jarak pada perjalanan 'commuter line' dinilai positif. Sebab, sistem yang akan menggunakan tiket elektronik itu, dirasa lebih adil bagi penumpang.
"Dari sisi keadilan lebih baik," ujar Pengamat transportasi dari Dewan Transportasi Kota Jakarta, Iskandar Abubakar ketika dihubungi ROL, Rabu (3/4).
Iskandar mengatakan, selain tarif yang lebih adil, sistem itu juga menguntungkan bagi PT KAI selaku operator. Sebab, dengan penggunaan sistem elektronik dalam pembayarannya, maka akan memperbaiki 'cash flow' perusahaan.
Jika 'cash flow' perusahaan membaik, lanjut dia, maka pelayanan bagi penumpang juga diharapkan dapat meningkat. "Sisi positifnya banyak," ujar dia.
Menurutnya, jika sistem itu diterapkan, maka akan terjadi perubahan cara bertempat tinggal di masyarakat. Iskandar mencontohkan, masyarakat akan lebih memilih tinggal di wilayah yang dekat dengan tempat bekerja.
Hal itu dilakukan untuk menghemat ongkos perjalanan dan waktu tempuh. Karena itu, lanjut dia, pemerintah juga harus mengantisipasi kemungkinan tersebut dengan membangun rumah susun di tengah kota.
PT KAI dan PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ) akan menerapkan sistem pemberlakuan tarif baru dalam perjalanan kereta rel listrik (KRL) di Jabodetabek. Penerapan tarif baru itu dihitung berdasarkan jumlah halte yang dilalui penumpang. Sistem baru ini akan dilakukan bersamaan dengan penerapan sistem e-ticketing pada KRL yang rencananya akan dilakukan mulai 1 Juni 2013.