REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG — Rencana Dinas Perikanan dan Kelautan Jabar untuk menghidupkan kembali tambak udang windu, disambut baik dewan. Menurut Ketua Komisi B DPRD Jabar, Selly Gantina, antara Pusat, Pemprov Jabar dan Pemkab/ Pemkot harus berbagi peran untuk menghidupkan tambak windu yang mati suri.
"Ya, kalau Pusat menyiapkan benihnya berarti Pemprov harus merevitalisasi tambak udang yang kemarin terbengkalai," ujar Selly kepada wartawan, Selasa (2/4).
Menurut Selly, untuk menghidupkan kembali produksi udang windu di Jabar harus disiapkan beberapa hal. Karena, udang windu ini jenis udang yang manja dibandingkan vaname yang lebih tahan berbagai kondisi.
Jadi, tambaknya harus diperhatikan air nya harus steril, bebas dari polusi dan menggunakan benur (benih udang) yang unggul. "Anggaran Pemprov, harus digunakan untuk menyiapkan tambaknya," katanya.
Setelah tambak siap, menurut Selly, benur yang unggul tersebut harus ditunjang dengan pakan yang baik. Selain itu, kualitas air harus terus dijaga. Namun, tidak semua petambak mengerti bagaimana membudidayakan udang windu ini dengan baik.
Oleh karena itu, harus ada pendampingan dan yang memandu pembudidaya udang. "Kan umumnya, petambak hanya otodidak dan coba-coba, makanya harus didampingi," kata Selly.
Dikatakan Selly, dari sisi kebijakan anggaran dewan sangat mendukung pengembangan udang windu ini. Karena, udang ini menjadi ciri khas Indonesia. Selain itu, potensi di Jabar cukup besar jadi harus dihidupkan kembali agar Indonesia bisa jadi pengekspor terbesar udang.