Selasa 02 Apr 2013 17:56 WIB

Stempelnya Dipalsukan, PPP Bali Minta Panwaslu Tegas

Rep: Ahmad Baraas/ Red: Djibril Muhammad
Bendera PPP
Foto: Yogi Ardhi/Republika
Bendera PPP

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR - Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) Bali, mendesak Panitia Pengawas Pemilu (Panwaslu) Bali bersikap tgas terhadap pemalsuan setempel partai dan pemalsuan tandatangan pengurus DPW PPP Bali.

Sekretaris DPW PPP Bali, Subagio, meminta Panwaslu tidak sekedar basa-basi membuat laporan ke Polda Bali.

"Kami tidak pernah memberikan dukungan kepada salah satu pasangan calon gubernur Bali, tapi Winasa-Sudiartana telah membuat surat dukungan palsu atas nama DPW PPP Bali," kata Subagio, di Denpasar, Bali, Selasa (2/4).

Sebelumnya Ketua Panwaslu Bali, Made Wena menyatakan akan melaporkan kasus pemalsuan dokumen itu. Karena ternyata dari 28 parpol yang oleh pasangan Winasa-Putu Sudiartana dinyatakan memberikan dukungan kepada mereka ternyata fiktif.

Surat-surat dukungan yang mereka bawa ke KPU Bali, ternyata kop surat dan setempelnya palsu, bahkan tandatangan pengurusnya ditandatangani tim sukses Winasa-Sudiartana, Wayan Sumardika.

PPP sebut Bagio, merasa dirugikan, karena DPW PPP tidak pernah memberikan rekomendasi kepada calon yang mana pun dalam pilgub Bali kali ini. PPP, ia melanjutkan, membebaskan para kader dan simpatisannya, untuk menentukan sendiri, mana calon yang akan mereka pilih.

Menurut Bagio, piaknya mengetahui kalau nama PPP dicatut Winasa, setelah ada petugas dari KPU dan Panwaslu yang hendak melakukan verifikasi faktual tentang pencalonan Winasa-Sudiartana oleh PPP.

Petugas KPU kata Bagio, juga bertanya-tanya, mengapa nama pengurus PPP yang menandatangani surat rekomendasi berbeda dengan SK kepengurusan PPP dari DPP PPP yang diterima KPUD Bali.

Dukungan fiktif yang digunakan Winasa dan tim sukses jelas Bagio, yakni dengan menggunakan kop surat DPW PPP Bali, namun nama yang menandatangani rekomendasi nama orang lain yang sangat asing di kalangan PPP. Selain itu, setempel DPW PPP Bali juga dipalsukan.

"Setempel kami yang asli bentuknya bulat, sedangkan yang ada di surat dukungan itu berbentuk segi empat. Ini sudah mengandung unsur pidana, jadi harus diusut," kata Bagio.

Pasangan Winasa-Sudiantara, telah dinyatakan KPU Bali gagal memenuhi persyaratan sebagai calon gubernur Bali. Sehingga tinggal dua pasang calon yang berhak maju dalam Pilgub Bali yang akan digelar 15 Mei mendatang, yakni Puspayoga-Sukrawan dari PDIP dengan nomor urut satu, padangan calon nomor dua yakni Pastika-Sudikerta yang diusung oleh Koalisi Bali Mandara yang dimotori Partai Golkar dan Partai Demokrat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement