Senin 01 Apr 2013 19:45 WIB

Jalur Rel KA di Garut Terancam Putus

 Petugas memantau rel kereta api yang terputus akibat luapan Kanal Banjir Barat di kawasan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/1).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas memantau rel kereta api yang terputus akibat luapan Kanal Banjir Barat di kawasan Taman Lawang, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (17/1). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID,GARUT--Jalur rel Kereta Api (KA) terancam terputus akibat munculnya retakan tanah yang dikhawatirkan terjadi bencana longsor di sekitar Stasiun Bumi Waluya, Kabupaten Garut, Jawa Barat.

"Sejak awal tahun 2013 retakan tanah diatas tebing rel sudah terjadi sejak turun hujan, bahkan retakannya sekarang terlihat melebar," kata Kepala Stasiun Bumi Waluya, Heriyana, kepada wartawan, Senin.

Retakan tanah tebing itu berada tidak jauh dari stasiun, Desa Citeras, Kecamatan Malangbong, Garut bagian utara yang menghubungkan jalur rel menuju Kabupaten Tasikmalaya.

Retakan sepanjang 300 meter dengan lebar sekitar 20 hingga 50 centi meter itu, menurut Heriyana cukup mengancam akan terjadinya bencana longsor dan khawatir menutup jaur rel. "Jarak dari rel ke titik retakan sekitar 70 meteran yang memanjang sejalur dengan rel," katanya.

Sementara itu, PT KAI telah menerjunkan tim ahli peneliti pergerakan tanah untuk memeriksa kondisi tanah tebing yang mengalami keretakan.

Tim ahli itu, kata Heriyana sengaja didatangkan PT KAI sebagai kajian untuk melakukan upaya mencegah terjadinya bencana longsor agar tidak mengganggu jalur rel. "Setahu saya jika pergeseran tanah terus terjadi akan dipasang paku bumi untuk menahan pergerakan tanah," katanya.

Sementara itu, retakan tanah di titik jalur rel tersebut belum mengganggu aktivitas kereta api yang setiap harinya dilalui 22 KA jurusan Bandung-Jawa Tengah-Jawa Timur dan sebaliknya.

"Mudah-mudahan pergerakan tanah bisa diatasi, sehingga jalur selatan kereta ini terus lancar tidak terjadi hambatan," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement