Ahad 31 Mar 2013 11:15 WIB

Penderita HIV/AIDS di Bekasi Capai 3.184 Jiwa

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Fernan Rahadi
Pita Merah, simbol perlawanan terhadap HIV/AIDS
Foto: en.wikipedia.org
Pita Merah, simbol perlawanan terhadap HIV/AIDS

REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sebanyak 3.184 kasus HIV/AIDS telah ditemukan di Kota Bekasi, Jawa Barat, sejak 2004 hingga 2012. Hal ini diungkapkan oleh Pengelola Program HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Puji Rahayu saat ditemui di kantornya.

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan, penderita HIV/AIDS pada 2004 sebanyak 194 orang, pada 2005 sebanyak 122 orang, pada 2006 sebanyak 544 orang, dan pada 2007 penderita HIV/AIDS mencapai 443 orang.

Kemudian pada 2008 angka tersebut menurun menjadi 317 orang, pada 2009 penderita mencapai 480 orang, pada 2010 sebanyak 356 penderita, pada 2011 penderita mencapai 295 orang, dan pada 2012 sebanyak 433 orang.

Puji menambahkan penularan penyakit HIV/AIDS lebih dominan disebabkan oleh penggunaan jarum suntik. “Satu jarum suntik dipakai untuk beramai-ramai dengan teman. Biasanya oleh para pengguna narkoba. Sebagian besar adalah anak remaja,” katanya.

Dari data penderita HIV/AIDS tersebut, tercatat sebanyak 152 jiwa meninggal dunia. Dengan rincian kasus yang meninggal dunia pada 2004 sebanyak lima orang, pada 2005 sebanyak 12 orang, pada 2006 sebanyak 32 orang, dan pada 2007 mencapai 31 orang.

Kemudian pada 2008 penderita HIV&AIDS yang meninggal mencapai 30 orang, pada 2009 sebanyak 21 orang, dan pada 2010 mencapai 11 orang. Sementara itu, pada 2011 sebanyak tiga orang dan pada 2012 sebanyak tujuh orang.

Puji menambahkan, penderita HIV/AIDS pada usia kurang dari empat tahun sebanyak 14 orang. Sedangkan, pada usia 5-14 tahun tercatat satu orang. Sementara, di kelompok usia 15-19 tahun, penderita HIV/AIDS tercatat mencapai 11 orang. Kemudian penderita HIV/AIDS pada usia 20-24 tahun sebanyak 56 orang dan usia diatas 50 tahun tercatat sebanyak 45 orang.

Untuk mengurangi tingkat penderita HIV/AIDS, Dinas Kesehatan melakukan penyuluhan dengan melibatkan remaja sebagai penyuluh. Para pendidik remaja yang sebaya tersebut dinilai lebih efektif dalam memberikan informasi HIV/AIDS.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement