Ahad 31 Mar 2013 02:00 WIB

Kasus Dolok Bukti Lemahnya Kepercayaan Terhadap Aparat

Rep: Wahyu Saputra/ Red: M Irwan Ariefyanto
Bentrok/ilustrasi
Foto: pesatnews
Bentrok/ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,SEMANGGI - Kasus pengeroyokan di Simalungun, Sumatra Utara, yang menyebabkan tewasnya Kapolsek Dolok Pardamean Ajun Komisaris Andar Siahaan, Rabu (27/3), disebabkan oleh lemahnya kepercayaan publik terhadap aparat. Pengamat komunikasi dan budaya Universitas Indonesia Devie Rahmawati mengatakan, masyarakat merasa harus mencari keadilan dan melakukan tindakan hukum demi ketertiban sosial di antara mereka. “Masyarakat saat ini sering kali melakukan tindakan tidak manusiawi secara bersama-sama terhadap orang yang dianggap merugikan kepentingan orang lain,” kata Devie kepada Republika, Sabtu (30/3).

Devi menjelaskan, masyarakat mudah terprovokasi karena kegundahan hidup dan kepenatan hidup yang dihadapi. Mereka harus berjuang memperoleh kebutuhan dasar kehidupan.

“Kebutuhan sandang, pangan, papan, dan kenyamanan jiwa, seperti kemudahan mencari kerja dan kenyamanan di jalan, tidak mereka dapatkan,” jelasnya.

Hal itu, papar Devie, membuat masyarakat menjadi seakan-akan mencari pelampiasan dari kegundahan hidup. Masyarakat mudah terprovokasi untuk mengeroyok.

“Dengan menyeroyok orang lain secara bersama-sama, setiap individu seperti memiliki saluran mengeluarkan energi negatif dan kemarahan mereka terhadap kehidupan yang sulit,” katanya menegaskan.

Kasus pengeroyokan terhadap Kapolsek Andar terjadi saat dia dan tiga anak buahnya hendak menangkap pelaku judi toto gelap. Bukan tersangka yang didapatkan, Andar justru meregang nyawa dikeroyok massa.

Pihak kepolisian sudah menahan 17 tersangka. Satu orang lagi berinisial WM yang diduga menjadi provokator, berhasil ditangkap pada Jumat (29/3). Kepala Biro Operasional Polda Sumut Kombes Pol Iwan Hari Sugiarto di Medan, Sabtu (30/3), mengatakan, peran WM sebagai provokator diketahui dari keterangan sejumlah warga yang diperiksa.

Dari keterangan warga, diduga WM mengambil dompet milik Andar Siahaan dan menghasut untuk membakar mobil perwira Polri itu. Selain itu, pihak kepolisian juga menerima penyerahan diri tersangka KS yang diduga menjadi pengelola praktik perjudian yang digerebek Kapolsek Andar dan tiga anggotanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement