Sabtu 30 Mar 2013 19:09 WIB

SBY Jadi Ketum, Pengamat: Tak Ada Jaminan Elektabilitas Demokrat Naik

Rep: Ira Sasmita/ Red: Heri Ruslan
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Denpasar, Sabtu (30/3).
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Denpasar, Sabtu (30/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditetapkannya Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ketua umum Partai Demokrat tidak akan menjamin elektabilitas partai berlambang bintang mercy itu kembali naik.

Peneliti politik LIPI Siti Zuhro, mengatakan, ada dua aspek yang mempengaruhi naik atau turunnya elektabilitas sebuah partai. Pertama, kinerja pemerintah. Kedua, kader-kader partai yang bebas dari korupsi.

"Tidak ada korelasi positif SBY sebagai ketum Demokrat," kata Siti saat berbincang dengan Republika, Sabtu (30/3).

Sebagai presiden saat ini, kinerja pemerintah SBY akan menentukan naik atau turunnya elektabilias Demokrat. Siti meragukan, dengan kondisi rangkap jabatan sebagai ketum partai, keterpilihan Demokrat akan membaik.

 Kemudian, bila partai berlambang bintang mercy itu mampu membersihkan internalnya dari praktik korupsi, elektabilitas mungkin terangkat. Faktanya, hingga saat ini kasus-kasus korupsi terkait kader Demokrat belum tuntas.

"Efek Nazaruddin saja belum tuntas, sementara Pemilu 2014 semakin dekat," ungkapnya.

Karenanya, lanjut Siti, bila selama ini kaitan elektabilitas dan ketum selalu disebut-sebut elit Demokrat, terpilihnya SBY bukan jawaban.

Malahan, Demokrat akan berhadapan dengan asumsi negatif masyarakat. Lantaran posisi SBY sebagai presiden aktif akan membuat masyarakat semakin pesimis atas kinerjanya. 

Melalui SK nomor 04/KLB/PD/III/2013 SBY ditetapan sebagai ketua umum terpilih Partai Demokrat, di  Hotel Inna Grand Bali Beach, Sanur, Sabtu (30/3). SBY terpilih secara aklamasi dengan masa bakti 2013-2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement