REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua Fraksi Partai Demokrat Nurhayati Assegaf mengatakan, semua DPP dan DPC telah sepakat untuk mengusung Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi Ketua Umum Partai Demokrat. SBY akan menggantikan kedudukan Anas Urbaningrum di Demokrat.
Sejumlah pertimbangan, ujar Nurhayati, sudah dibuat matang-matang untuk memilih SBY. Pertimbangan tersebut antara lain SBY telah menjadi Presiden Indonesia sejak 2004 hingga 2014 mendatang.
Kepemimpinannya dinilai menunjukkan prestasi dengan membuat pertumbuhan ekonomi mencapai 6,5 persen.
Saat ini, terang Nurhayati, Demokrat sedangan mengalami cobaan yang luar biasa, padahal masyarakat masih membutuhkan peran Demokrat untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia. “Lagi pula tidak ada aturan yang melarang presiden menjabat ketua umum parpol,”terangya.
Presiden, kata Nurhayati, merangkap jabatan di parpol, tidak hanya terjadi di Indonesia. Ini merupakan hal bisa, bukan istimewa atau aneh.
Demokrat, terang Nurhayati, berdiri karena dibangun oleh SBY. Ketika Demokrat mengalami badai, SBY merupakan pemersatu kader. Dalam keadaan seperti ini dibutuhkan soliditas partai.
Jika SBY turun langsung, kata Nurhayati, maka elektabilitas diharapkan bisa naik. Tujuannya, Demokrat bisa kembali mengikuti pemilu yang akan datang.