REPUBLIKA.CO.ID, BENGKULU - Gubernur Bengkulu, Junaidi Hamsyah, mengimbau para petani di Bengkulu untuk menghentikan alih fungsi areal persawahan menjadi lahan perkebunan sawit.
"Jangan tanami sawit di sawah, karena kalau krisis pangan terjadi, sawit tidak bisa direbus untuk dimakan," kata Gubernur di Bengkulu, Selasa (26/3). Ia mengatakan hal itu dalam sambutannya saat penyerahan alat perontok padi atau "power thresher" kepada 127 kelompok tani yang berasal dari 10 kabupaten dan kota di daerah itu.
Alih fungsi areal persawahan, menurutnya, menjadi tantangan utama dalam mewujudkan ketahanan pangan di daerah itu. "Memang tidak bisa dipungkiri, sebagian petani menanam sawit di lahan persawahan karena irigasi rusak."
Kondisi tersebut, kata dia, harus menjadi instrospeksi pemerintah, terutama dinas yang bertanggung jawab dalam penyediaan infrastruktur pertanian yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Dinas Pertanian. Selain irigasi yang bermasalah, Gubernur menilai ketersediaan air hingga mampu melayani ke seluruh jaringan atau saluran irigasi juga perlu menjadi perhatian dengan menjaga kelestarian kawasan hutan sebagai daerah tangkapan air.
Menurut Gubernur sudah saatnya kejayaan sentra-sentra produksi beras di sejumlah kabupaten kembali diraih.
Bahkan Bengkulu juga berpotensi menjadi lumbung padi nasional jika potensi yang ada berupa optimalisasi lahan dan cetak sawah baru dapat terealisasi.