Selasa 26 Mar 2013 19:34 WIB

SBY: Sisa 2,5 Tahun, Pencapaian MDGs Harus Dikebut

Rep: Esthi Maharani / Red: Djibril Muhammad
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//
Konpers Pasca penetapan APBN-P 2012-sby-abror: Konpers Presiden SBY Pasca Penetapan APBN-P 2012 di Istana Negara Jakarta, Sabtu malam (31/3). Haji Abror rizki/Rumgapres//

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG BENOA – Masa berlaku Millenium Development Goals (MDGs) sebentar lagi selesai. Hanya tersisa kurang lebih 2,5 tahun sebelum MDGs digantikan dengan kerangka kerja sama tentang agenda pembangunan pasca-2015 diberlakukan.

Meski begitu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar pengerjaan dan pencapaian untuk mencapai MDGs tetap dilakukan. Kalau perlu dikebut.

Ia mengatakan dirinya bersama presiden Liberia dan Perdana Menteri Inggris sedang menyusun kerangka kerja pembangunan yang baru, tetapi tidak berarti MDGs tidak lagi dilakukan.

"Tidak berarti MDGs ini lantas tidak perlu kita lakuan percepatan dan perluasan pencapaiannya. 2015 masih 2-3 tahun lagi. Itu berarti lebih,” katanya saat memberikan sambutan sekaligus membuka acara Indonesia MDGs Award 2012.

Ia mengingatakan dengan sisa waktu yang ada, sudah sepatutnya digunakan sebaik-baiknya. Tak lain untuk mempercepat dan memperluas sejauh apa poin-poin yang tertera dalam MDGs sepeti kesehatan ibu dan anak, pendidikan, hingga akses air bersih bisa tercapai.

"Jangan karena sudah ada pembicaraan kerangka baru kerja sama pasca 2015, lalu upaya kita kendor. Akan indah sekali ketika ada new framework, MDGs benar-benar telah kita sukseskan dan kita capai dengan baik," katanya.

Presiden pun sedikit mempaparkan perkembangan diskusi yang terjadi untuk menyusun kerangka kerja sama baru tersebut. Setidaknya sudah tiga kali digelar yakni di New York, London, dan Monrovia. Pertemuan keempat digelar di Indonesia yang menjadi pertemuan terakhir sebelum diserahkan ke PBB.

Ia mengatakan ketiga pimpinan negara telah mendiskusikan banyak hal dengan inti yang sama yakni mengentaskan kemiskinan. Dalam perkembangannya, ia melanjutkan, ada usulan agar MDGs tidak dirombak total. "Itu pikiran dan usulan banyak pihak di dunia. Saya pikir itu logis," katanya.

Ada tiga pilihan yang berkembang belakangan terkait MDGs dan kerangka yang akan menggantinya. Pertama, MDGs dipertahankan dengan delapan poin yang diterapkan. Kalau dianggap ada yang kurang, masing-masing goals dipertajam atas hasil evaluas.

Kedua, MDGs dengan delapan goals itu bisa saja ditambah satu atau dua goals lainnya. "Jadi bisa tetap delapan tetapi bisa jadi plus one or plus two. Atau bisa ten goals dengan delapan goals sebelumnya dibiarkan seperti apa adanya karena bangsa dunia sudah terbiasa," bebernya.

Ketiga, kerangka kerja sama benar-benar baru. Ia sendiri mengaku tidak setuju dengan konsep tersebut. Yang jelas, kata Presiden, kerangka kerja sama baru yang disepakati nantinya harus mensukseskan MDGs yang telah ada dan berjalan selama ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement