Selasa 26 Mar 2013 19:15 WIB

LIPI: Banjir Mestinya Bisa Diprediksi

 Seorang anak duduk di atas boks telepon umum sambil melihat genangan air banjir di Jalan Kampung Melayu Kecil,Jakarta Timur, Selasa ( 5/3).  (Republika/Prayogi)
Seorang anak duduk di atas boks telepon umum sambil melihat genangan air banjir di Jalan Kampung Melayu Kecil,Jakarta Timur, Selasa ( 5/3). (Republika/Prayogi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menilai bencana banjir dan tanah longsor semestinya bisa diantisipasi dengan waktu yang relatif dan diprediksi, sehingga bisa meminimalisasi kerugian harta benda dan korban jiwa.

"Namun, masih terbatasnya kemampuan penanggulangan bencana mulai dari prabencana saat bencana dan pascabencana, membuat banjir dan longsor selalu menjadi masalah pelik yang sulit terpecahkan," kata Kepala Pusat Penelitian Fisika Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Bambang Widyatmoko saat diskusi publik Mitgasi Banjir dan Longsor: Kajian Ilmiah LIPI untuk Pencegahan Banjir dan Longsor di Jakarta, Selasa (26/3).

Menurutnya, LIPI sebagai lembaga riset selalu mendorong peningkatan pemanfaatan ilmu pengetahuan untuk memecahkan masalah nasional, khususnya kebencanaan.

Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan sebanyak 315 kabupaten/kota dengan penduduk 60,9 juta jiwa tinggal di daerah rawan banjir, sementara 270 kabupaten/kota dengan penduduk 124 juta jiwa berada di daerah rawan longsor.

Peneliti Geoteknologi LIPI Adrian Tohari mengatakan dari data tersebut menunjukkan bahwa daerah rawan banjir dan longsor perlu mendapat perhatian serius. "Hal ini terkait dengan penanggulangannya dan pemanfaatan teknologi untuk pencegahannya," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement