REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat tahanan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Klas IIB Cebongan, Sleman, tewas oleh sekelompok pasukan bersenjata bertopeng, Sabtu (23) dini hari kemarin.
Indonesian Police Warch (IPW) menjuluki kawanan tersebut sebagai pasukan siluman. Ketua Presidium IPW Neta S Pane menegaskan, aksi pasukan tak dikenal itu bukan kali pertama.
"IPW mencatat, dalam satu tahun terakhir terdapat tiga kasus penyerangan pasukan siluman yang tak kunjung terungkap,"ujar Neta dalam siaran pers, Jakarta, Ahad (24/3).
Penyerangan pertama terjadi di Jakarta, April 2012. Pasukan yang disebut-sebut sebagai geng motor pita kuning merusak delapan tempat di Jakarta Utara dan Jakarta Pusat. Termasuk, Polsek Tanjung Periuk. Mereka pun membunuh dua orang dan menyebabkan belasan lain luka-luka.
Kedua, pada 21 Februari 2013. Ketika itu, terjadi serangan dari kelompok orang tak bersenjata yang menewaskan delapan anggota TNI dan seorang sipil di Papua.
Kasus Lapas Cebongan, ujar Neta, menjadi penyerangan teranyar yang dilakukan pasukan tanpa identitas. Empat tahanan yakni seorang polisi, dua mahasiswa dan seorang pengusaha menjadi korban.
"Penyerangan pasukan siluman ke LP Cebongan merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di Indonesia,"jelasnya.