Ahad 24 Mar 2013 09:28 WIB

'Indonesia dalam Bahaya Teror Pasukan Siluman Bersenpi'

Ketua Presidium IPW Neta S Pane
Ketua Presidium IPW Neta S Pane

REPUBLIKA.CO.ID, Maraknya aksi pasukan siluman bersenjata api (bersenpi) belakangan ini, dinilai membuat Indonesia berada dalam bahaya teror. Pangkalnya adalah setiap saat bisa mencabut nyawa orang-orang tertentu.

"Jika dibiarkan, aksi pasukan siluman ini bukan mustahil suatu saat akan menyerang sendi-sendi kenegaraaan, termasuk menyerang kepentingan kepala negara," ujar Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane dalam pesan singkatnya kepada ROL, Ahad (24/3).

Ia mengatakan, IPW mencatat, dalam waktu satu tahun terakhir sudah ada tiga kasus penyerangan pasukan siluman yang tak kunjung terungkap. Penyerangan pertama terjadi di Jakarta, pada April 2012. 

"Pasukan yang disebut-disebut sebagai Geng Motor Pita Kuning itu merusak 8 tempat di Jakut dan Jakpus, termasuk Polsek Tanjungpriok. Mereka juga membunuh dua orang dan belasan lainnya luka," bebernya.

Penyerangan kedua, Neta melanjutkan, terjadi pada 21 Februari 2013, yang menewaskan 8 anggota TNI dan 1 sipil di Papua. Penyerangan ketiga terjadi pada 23 Maret 2013 yang menewaskan empat tahanan di LP Sleman. 

"Korbannya, pekerja swasta, polisi, dan 2 mahasiswa yang menjadi tersangka dalam kematian anggota Kopassus, Sertu Santoso (31). Pasukan siluman itu masuk ke dalam sel dan menembak mati keempat korban," kata dia.

Sampai saat ini tidak diketahui siapa penyerang LP Sleman. Ada yang mengatakan kelompok preman atau teroris. "Jika mereka preman atau teroris, apa kepentingan mereka menyerbu LP dan mengeksekusi tersangka pembunuh anggota Kopassus," ujarnya mempertanyakan. 

Penyerangan pasukan siluman bersenjata ke LP Sleman ini merupakan sejarah terburuk dalam sistem keamanan di Indonesia. Meski pasukan siluman terus menebar teror, belum ada tanda-tanda bakal terungkap. 

"Pemerintah SBY dan elite-elite keamanannya masih saja berpolemik tapi siapa yang harus bertanggung jawab dalam kasus ini tak kunjung terungkap," kata neta menegaskan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement