Sabtu 23 Mar 2013 19:55 WIB

LP Diminta Lebih Ketat

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Mansyur Faqih
 Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Sejumlah personel Brimob dan TNI bersenjata lengkap bersiaga setelah terjadi penyerbuan di Lapas 2B Cebongan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (23/3).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesian Police Watch (IPW) angkat bicara mengenai kasus penembakan tahanan di LP Cebongan, Sleman, (23/3) oleh sekelompok orang. Penembakan tersebut menewaskan empat tahanan pelaku pembunuhan mantan anggota Kopasus TNI AD, Sertu Santoso di Hugo's Cafe.

"Penyerangan terhadap LP, apalagi para penyerang mengeksekusi mati empat napi di dalam sel tahanan adalah tindakan paling biadab," kata Ketua Presidium IPW Neta S Pane, dalam pesan singkatnya kepada Republika, Sabtu (23/3)

Menurut Neta, tragedi ini menggambarkan bahwa hukum dan aparat hukum di negara ini semakin tidak berdaya. IPW menyesalkan peristiwa ini dan mendesak aparat penegak hukum mengusut, membongkar kasus ini dan segera membawa para pelakunya ke pengadilan. "Bongkar kasus ini, dan bawa pelakunya ke pengadilan," kata Neta

Ia khawatir Jika cara penyerangan ini dibiarkan, maka suatu waktu para tahanan potensial, seperti bandar narkoba atau koruptor kelas kakap akan dibawa kabur teman-temannya ke luar LP. "Atau bahkan diambil oleh lawannya untuk dihabisi," Kata Neta

Karena itu, sudah saatnya LP berbenah dan membangun sistem keamanan yang lebih ketat. Apalagi, ujarnya, selama ini LP memang cenderung teledor. "Siapa saja bisa masuk ke halaman LP baik siang mau pun malam hari," Kata Neta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement