REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR TENGAH -- Kondisi tempat sampah di Jalan Nyi Raja Permas, di samping Stasiun Besar Bogor memprihatinkan. Tong sampah yang ada tidak sanggup menampung sampah. Alhasil, banyak sampah yang berserakan di pinggir jalan tersebut.
Padahal sejak Desember 2012, Pemerintah Kota Bogor diberikan tanggung jawab oleh Kementerian Perhubungan untuk mengelola fasilitas pejalan kaki (pedestrian) tersebut.
Hampir separuh Jalan Nyi Raja Permas, yang memiliki panjang sekitar 1,5 kilometer dan lebar sekitar 10 meter itu, difungsikan sebagai pedestrian yang langsung terhubung dengan Stasiun Besar Bogor.
Namun penanganan sampah di pedestrian yang dibangun oleh Kementerian Perhubungan itu ternyata cukup buruk. Di sepanjang pedestrian tersebut hanya ada dua titik pembuangan sampah, yang masing-masing memiliki dua tong sampah.
Semua tong sampah itu pun dalam keadaan terisi penuh, bahkan sampah juga meluber ke jalan dan berserakan di pinggir jalur pedestrian itu. Ukuran tong sampah itu memang tidak terlalu besar. Berbentuk bulat lonjong dengan tinggi sekitae 100 cm dan diameter tidak lebih dari 50 cm.
Berdasarkan pantauan, tidak ada satu pun petugas yang terlihat membersihkan sampah atau mengangkut sampah-sampah itu. Memang ada satu gerobak yang disediakan di salah satu titik Jalan Nyi Raja Permas. Tapi sayangnya tidak digunakan dengan maksimal.
Kondisi ini jelas menggangu para pejalan kaki. Selain tidak enak dipandang, bau tidak enak juga mulai tercium dari tong-tong sampah itu. "Memang udah mulai bau sih. sampahnya. Kemarin saya lewat situ juga kondisinya masih sama aja," ujar Karyadi, salah satu pengguna jasa Kereta Api, kepada Republika, Jumat (21/3).
Menurut Harry, agen koran yang ada di pinggir jalur Pedestrian itu, sampah itu memang tidak diangkut sejak tiga hari yang lalu. Biasanya, kata Harry, sampah itu diangkut tiap hari. "Tapi nggak tau kenapa, kok jarang diangkutin sekarang," ujarnya di kios korannya.
Sebenarnya secara konsep, pedestrian itu sudah cukup bagus. Di salah satu sisi fasiltas pejalan kaki itu terpampang poster soal sejarah perkembangan Kota Bogor.
Sehingga para pengguna Kereta Api yang menuju dan dari Jakarta bisa mengetahui secara singkat soal Kota Bogor. Namun sayang konsep ini tidak didukung dengan penanganan sampah yang maksimal di jalur pedestrian itu.