REPUBLIKA.CO.ID, MADIUN -- PT Industri Kereta Api (INKA) menjadi calon tunggal untuk mengikuti beauty contest tender pembangunan Kereta Rel Listrik (KRL) khusus rute Bandara Soekarno Hatta-Sudirman Baru.
Direktur Produksi dan Teknologi PT INKA, Yunendar Aryo Handoko mengatakan, dua perusahaan Cina yang selama ini menjadi pesaing dinyatakan tidak lulus seleksi administrasi awal.
"Tetapi meskipun INKA jadi calon tunggal tetapi masih harus evaluasi teknis dulu," kata Yunendar ditemui di kantor pusat PT INKA, di Madiun, Jawa Timur, Jumat (22/3).
Menurutnya, INKA masih akan menjalani presentasi teknis dihadapan investor proyek yakni Raillink pada 27 Maret mendatang. Proyek investasi bernilai Rp 800 miliar itu diharapkan segera diumumkan akhir bulan ini.
Industri kereta satu-satunya di Asia Tenggara itu merancang KRL kelas eksekutif dengan kursi yang tidak memanjang namun berbaris. Nantinya, satu rangkaian terdiri atas enam gerbong kereta.
Untuk memproduksi 60 gerbong kereta, INKA akan menggandeng perusahaan Jerman spesialis lokomotif, Bombardier Transportation AG. Bombardier akan mendukung komponen mesin. Selama ini dalam pembuatan KRL, INKA memang masih mengimpor komponen mesin.
"Komposisi komponen masih mayoritas INKA sekitar 40 persen, lalu 30 persen Bombardier, dan sisanya perusahaan lain seperti untuk roda," jelas Yunendar.
Bombardier merupakan perusahaan konsorsium Kanada, Swedia, dan Jerman pembuat pesawat terbang yang bermarkas di Kanada. Namun, Bombardier mengembangkan transportasi terutama kereta api yang bermarkas di Swedia sejak tahun 1981.