Kamis 21 Mar 2013 20:25 WIB

147 Rumah Rusak Akibat Puting Beliung di Gorontalo

Rep: Fenny Melisa/Qommaria Rostanti/ Red: Dewi Mardiani
Rumah yang hancur akibat angin puting beliung (ilustrasi).
Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Rumah yang hancur akibat angin puting beliung (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bencana puting beliung menerjang tiga desa di Kecamatan Tolangohula Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo, Kamis (21/3) pukul 15.30 WITA. Akibatnya 147 rumah rusak.

Di Desa Margomulya, puting beliung menyebabkan empat rumah rusak total, satu gedung PAUD rusak berat, dan 20 rumah rusak ringan. Di Desa Makmur Abadi ada dua rumah rusak total dan 10 rumah rusak ringan. Sedangkan di Desa Gandasari terdapat 10 rumah total dan rusak ringan 100 rumah.

"Total 147 rumah rusak," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho Kamis (21/3). Dikatakannya, BPBD Provinsi Gorontalo bersama TNI, Polri, SKPD terkait dan masyarakat bersama melakukan penanganan di lokasi kejadian. Pendataan masih dilakukan. Pohon tumbang di jalan dibersihkan. Saat ini dilaporkan terjadi banjir setinggi sekitar 50 cm.

Masyarakat diimbau untuk waspada terkait dengan mulai berakhirnya musim penghujan di sebagian besar wilayah Indonesia. Puting beliung umumnya paling banyak terjadi pada musim transisi, yaitu dari penghujan ke kemarau dan sebaliknya. Terlebih lagi, kata dia, tahun 2012 puting beliung merupakan bencana yang paling banyak terjadi di Indonesia yaitu sekitar 31 persen dari total bencana sekitar 1.831 kejadian bencana.

Sistem peringatan dini puting beliung hingga saat ini belum tersedia karena bersifat mendadak, hanya terjadi dalam waktu kurang lebih selama 10 menit dan daerah terdampak kurang dari 2 km persegi. "Masyarakat diimbau waspada jika terdapat awan yang gelap, maka berpotensi terjadi puting beliung, meskipun tidak semua awan gelap menghasilkan puting beliung," kata Sutopo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement