Kamis 21 Mar 2013 14:44 WIB

Orang Miskin Sulit Jadi Pejabat

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Citra Listya Rini
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pemilihan Umum Kepala Daerah (Pemilukada)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi II DPR RI Nu'man Abdul Hakim mengatakan demokrasi di Indonesia sudah ke arah ultra kanan, menyimpang dari induknya di Amerika. Demokrasi sudah terlalu berlebihan.

Menurut Nu'man, belum waktunya Indonesia menggunakan demokrasi pemilihan secara langsung. Sebab masyarakatnya masih banyak yang miskin dan butuh uang. 

"Orang miskin sekarang bukan hanya tidak bisa masuk rumah sakit, mereka juga tidak akan pernah jadi pejabat seperti kepala daerah," kata Nu'man ketika dijumpai di Gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis, (21/3).

Pemilih yang tidak sejahtera, ujar Nu'man, hanya akan memilih calon kepala daerah yang memberikan uang paling banyak. "Orang yang pandai memang memilih berdasarkan visi, namun tukang becak yang butuh uang akan memilih kepala daerah berdasarkan uang," ujarnya.

Bahkan dengan pemilihan kepala daerah secara langsung, terang Nu'man, terdapat kepala daerah yang menang pemilihan padahal orangnya berada di penjara. 

Nu'man menegaskan hal tersebut terjadi lantaran kesalahan partai yang mengusungnya. Sebab partai tidak melakukan rekruitmen secara baik, hanya orang yang punya uang dilirik partai.

Ini semua, kata Nu'man, terjadi karena terlalu mendewakan demokrasi ultramodern yang justru menjadi kapitalisasi liberalisasi politik. "Semua sudah tersesat  dan ini saat yang tepat untuk menghentikannya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement