Kamis 21 Mar 2013 11:56 WIB

KPK Diminta Konfrontasi Ibas dengan Yulianis

Rep: Muhammad Akbar Wijaya/ Red: A.Syalaby Ichsan
Secretary General of Democratic Party, Edhie Baskoro Yudhoyono or known as Ibas, announces his resignation on Thursday. (file photo)
Foto: Republika/Tahta Aidilla
Secretary General of Democratic Party, Edhie Baskoro Yudhoyono or known as Ibas, announces his resignation on Thursday. (file photo)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Keadilan Sejahtera Indra berharap KPK bertindak cepat merespons tudingan suap yang menimpa Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas.

Menurut dia, pernyataan mantan direktur Keuangan Permai Group yang menyebut Ibas pernah menerima uang  200 ribu dolar AS terkait proyek Hambalang harus ditelusuri lebih jauh.

Dia menilai, pernyataan Yulianis telah menjadi polemik publik yang merugikan Ibas. "KPK harus menelusuri apakah yang disampaikan Yulianis benar atau tidak," kata Indra kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (21/3).

 

Indra menyatakan, pascapernyataan Yulianis, opini negatif telah mengarah ke Ibas. Menurutnya, kekisruhan ini harus segera di verifikasi KPK dengan mengkonfrontir Yulianis dan Ibas. Hal ini menjadi penting agar publik memiliki pemahaman yang utuh tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Sehingga Ibas juga tidak tersandera," ujarnya. Indra mengatakan, laporan Ibas ke Polda Metrojaya merupakan hal wajar. Pasalnya, setiap warga negara berhak mengadu ke polisi bila merasa nama baiknya dicemarkan.

Kendati begitu, Indra pribadi berpendapat mestinya Ibas tidak terburu-buru mengambil langkah hukum. Alih-alih ingin memulihkan nama baik, laporan Ibas ke Polda Metrojaya bukan tak mungkin malah menjadi blunder. "Jangan sampai laporan Ibas menjadi blunder buat dirinya sendiri," katanya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement