Rabu 20 Mar 2013 19:24 WIB

Waspada, Musim Penularan DBD di Maret-Mei

Rep: Alicia Saqina/ Red: Dewi Mardiani
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit
Foto: Edy Yusuf/Republika
Pasien demam berdarah dirawat di rumah sakit

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Jelang musim penghujan berakhir, maka kondisi perubahan yang terjadi adalah berkurangnya intensitas hujan, masih tersisanya sejumlah genangan, dan kian memanasnya cuaca. Ada beberapa hal yang harus dicermati dan diwaspadai saat pancaroba.

Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), I Made Djaja mengatakan, pada akhir Maret, matahari akan bergerak dari arah selatan menuju garis khatulistiwa. Prakiraan pergerakannya, yaitu pada 22 Maret posisi matahari akan berada di khatulistiwa.

''Pada Maret, April, Mei merupakan musim penularan demam berdarah,'' ujar Made, Rabu (20/3) di FKM UI, Depok, Jawa Barat. Karena itulah, masa-masa tersebut harus diwaspadai masyarakat.

Made menjelaskan, umumnya waktu peningkatan kasus demam berdarah terjadi, setelah 1-2 bulan sejak hujan lebat terakhir turun. Saat itu pula, kondisi udara akan memanas. ''Saat tidak ada lagi hujan, di situ lah outbreak demam berdarah. Hati-hati,'' ucapnya.

Hal yang harus lebih diperhatikan ialah, terang Made, biasanya virus yang ditularkan oleh nyamuk demam berdarah ini, akan berada pada seseorang yang subklinis. Subklinis ialah kondisi seseorang yang ditularkan tidak merasakan sakitnya. ''Orang tersebut tidak menyadarinya.'' Karena itulah, dia meminta masyarakat untuk berhati-hati.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement