Rabu 20 Mar 2013 13:04 WIB

Polisi Selidiki Rekaman HP Keluarga Korban Tewas di Bandara Soetta

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Djibril Muhammad
Kombes Pol Rikwanto
Foto: Antara/Reno Esnir
Kombes Pol Rikwanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak kepolisian menyelidiki hasil rekaman telepon genggam keluarga Imam Syafi'i, yang ditemukan tewas di Area Parkir Terminal 1 C Bandara Sokarno Hatta (18/3).

Dalam rekaman tersebut keluarga mendengar adanya perselisihan antara korban dan pelaku. Imam Syafi'i sengaja tidak mematikan telepon genggamnya ketika percekcokan dimulai.

"Korban sengaja tidak mematikan HP agar keluarga bisa mendengar perselisihan tersebut," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisari Besar Rikwanto, Jakarta, Rabu (20/3).

Rikwanto menjelaskan, korban meninggalkan rumah, Sabtu (16/3) sekitar pukul 10.30 WIB pagi. Ia mengatakan kepada keluarganya pergi untuk urusan bisnis. Di hari tersebut korban menelepon keluarganya pukul 11.29 WIB, korban sengaja tidak mematikan telepon genggamnya.

Mungkin niat korban agar keluarganya mendengar bahwa ada percekcokan antara korban dengan rekan bisnisnya. "Percekcokan terjadi di Mobil korban dan korban menelepon keluarganya agar keluarganya tahu," kata Rikwanto.

Rikwanto mengatakan, setelah itu telepon dimatikan, dan dari sanalah komunikasi korban dengan keluarga terputus. Keluarga sempat melaporkan rekaman tersebut yang sudah berbentuk disk ke Polsek Bekasi Timur. "Keluarga lapor ada keluarganya yang hilang," kata Rikwanto.

Informasi yang didapatkan dari kepolisian bahwa terduga pelaku berinisial D diringkus Polres Kuningan di daerah Kuningan, Jawa Barat. Rikwanto mengatakan, pelaku juga diduga rekan bisnis korban dan sedang menjalani pemeriksaan di Polres Kuningan yang berkordinasi dengan Polda Metro Jaya dan Polres Metro Bandara Soekarno Hatta.

Menurut Rikwanto, terduga pelaku sempat menarik uang sebesar Rp 10 juta dengan empat kali tarikan di salah satu ATM daerah Mangga Dua, Jakarta Utara untuk keperluan memberi barang. Pelaku diduga sudah mengetahui PIN korban sebelum memasuki Bandara Soekarno-Hatta.

Setelah mengetahui PIN, terduga pelaku inisial D sempat menganiaya korban yang berlanjut dengan membunuh korban. Rikwanto mengatakan, selain ada lakban di mulut korban, polisi juga menemukan jeratan kawat di leher korban. "Kita masih selidiki bagaimana korban meninggal," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement