REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Dahlan Iskan kembali menggagas pengembangan mobil Selo, mobil listrik jenis sport sekelas Ferrari menggantikan mobil Tucuxi yang mengalami kegagalan.
"Mobil Selo dikembangkan seorang anak muda bernama, Riki Elson," kata Dahlan, di Kantor Pusat PLN, Jakarta, Selasa (19/3).
Menurut Dahlan, nama mobil Selo diambil dari bahasa Jawa, yang artinya batu.' Pemilihan nama Selo menggambarkan kegagalan mobil listrik Tuxuci hasil rancangan Danet Suryatama, yang mengalami kecelakaan menabrak tebing berbatu di Dusun Ngerong, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada awal Januari 2013.
Menurut Dahlan, mobil Selo dirancang menggunakan teknologi transmisi "gear box", berbeda dengan mobil Tucuxi yang tanpa 'gear box.' Dari spesifikasi diutarakan Dahlan, pada umumnya hampir sama dengan mobil Ferrari mulai dari kecepatan, hingga disain yang dinamis dan jenis sport.
Sedangkan dari sisi harga, mantan Dirut PLN ini mengaku akan menelan biaya sekitar Rp1,5 miliar, lebih murah dibanding pembuatan mobil Tucuxi yang mencapai sekitar Rp 3 miliar. Dahlan optimistis pembuatan Selo selesai sebelum Oktober 2013, agar bisa dipamerkan pada penyelenggaraan APEC di Denpasar, Bali.
Ia mengakui, sebelum dipamerkan dan dijual kepada yang berminat mobil tersebut tentu harus melalui serangkaian uji coba dan termasuk soal perizinan dari pihak terkait. "Kita harus melalui berbagai prosedur yang berlaku sebelum dilepas diproduksi dalam jumlah lebih banyak," kata Dahlan menegaskan.
Pada kesempatan itu, ia juga menginformasikan bahwa pembuatan mobil listrik jenis lainnya seperti bus, mobil penumpang sekelas 'Alphard', dan mobil sekelas 'Carry' sedang dalam tahap penyelesaian. "Tiga tim sedang bekerja keras menyelesaikan mobil-mobil tersebut supaya bisa dipake di arena KTT APEC," kata Dahlan menambahkan.
Ke tiga tim yang dimaksud yaitu, Tim Riki Elson, Tim Dasep Ahmadi, dan Tim Ravi Desai. Ia menambahkan, mobil yang disiapkan sebanyak 8-10 unit bis listrik, 5 unit mobil VIP sekelas Alphard, dan 10 unit mobil jenis Carry.
"Mobil-mobil itu bisa digunakan untuk mengangkut para delegasi. Ini bagian dari promosi kita dalam mengembangkan mobil listrik di Indonesia," ujarnya.