Selasa 19 Mar 2013 22:07 WIB

Harga Naik, Pedagang Bawang Merugi

Rep: Ilhami Rizqi Ashya/ Red: Djibril Muhammad
Bawang merah
Foto: onionrecipes.co.uk
Bawang merah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kenaikan harga bawang ternyata tidak diimbangi dengan naiknya untung penjualnya. Justru, disaat harga bawang melonjak tinggi ini, mereka mengaku mengalami kerugian bertahap.

Dadang, penjual bumbu dapur di pasar Tanjung Duren Jakarta Barat mengaku sudah seminggu dagangannya tidak laris. Bukan hanya bawang, bumbu dapur lain seperti cabai merah pun ikut-ikutan naik. "Jangan salah, kalau harga naik jauh begini kami juga yang rugi," kata Dadang, di Tanjung Duren, Jakarta, Selasa 919/3).

Kerugian sendiri dikarenakan pembeli yang turun akibat harga naik. Selain itu, kata Dadang, para penjual bumbu dapur juga tidak bisa mengambil untung terlalu banyak, "Sudah nggak bisa ambil untung terlalu banyak, dagangan juga tidak selalu habis. Kalau bawang dibesokkan suka busuk," katanya menjelaskan.

Selain Dadang, penjual bumbu dapur lain pun kewalahan mengatur modal jualannya ditengah naiknya harga bawang ini.

"Saya untung bisa 100 ribu kalau sedang ramai, sekarang bisa untung Rp 50 ribu saja sudah lumayan. Kadang nggak ke jual semua, padahal uangnya buat modal beli lagi bawang besok jualan," kata Rangga, pedagang bawang lain.

Belum lagi saat sedang sulit begini mendapatkan bawang dari sumbernya juga makin susah. Namun Dadang dan Rangga mengaku saat ini bawang impor dari Cina mulai beredar di pasaran.

"Mudah-mudah bisa bikin turun harga, ini yang saya jual yang dari Cina, baru tadi pagi dapat, biar lebih kecil tapi harganya sudah turun," ujar Rangga sambil menunjuk dagangannya.

Di pasar Tanjung Duren sendiri harga bawang saat ini berkisar Rp 50 ribu - Rp 55 ribu perkilo. Harga ini telah turun dari sebelumnya yang sempat mencapai Rp 70 ribu perkilo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement