Senin 18 Mar 2013 22:50 WIB

Ridwan Kamil Ingin Ada Zonasi Wilayah di Bandung

Rep: Lingga Permesti/ Red: Mansyur Faqih
 Salah satu calon wali kota Bandung, Ridwan Kamil menyampaikan Misi Visi di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, Ahad (10/3)
Foto: Edi Yusuf/Republika
Salah satu calon wali kota Bandung, Ridwan Kamil menyampaikan Misi Visi di Gedung Indonesia Menggugat (GIM), Kota Bandung, Ahad (10/3)

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Bandung memiliki ratusan bangunan bersejarah. Sebut saja Gedung Merdeka, Museum Konferensi Asia Afrika, alun-alun Kota Bandung, dan bangunan bersejarah lainnya. Sayangnya, kondisi bangunan-bangunan itu cukup memprihatinkan.

Bakal calon Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil menambahkan, bangunan bersejarah hancur tak berbekas antara lain karena bencana alam dan bencana buatan manusia. Termasuk juga tidak ada konstruksi pelestarian bangunan bersejarah yang tegas dari pemimpin Bandung.

Pemimpin, sebutnya, dikalahkan oleh pemilik modal dan kepentingan pasar yang mendominasi kota. Padahal sebuah kota akan maju jika ada lokomotif ekonomi, sosial dan lingkungan. "Aspek sosial dan lingkungan yang sering dilupakan pemimpin," jelas dia, Senin (18/3).

Ia pun menawarkan beberapa formula yang dianggap dapat menyelamatkan /heritage/ Bandung. Salah satunya dengan membentuk subunit dinas pelestarian bangunan bersejarah yang fokus mengembalikan bangunan bersejarah tanpa harus menghentikan pembangunan baru. "Pembangunan di Bandung kebanyakan dalam konteks bisnis. Maka, unit dinas ini nanti akan menilai pembangunan yang sesuai dengan lingkungan,"kata Ridwan.

Selain itu, lanjutnya, dengan cara pemberlakuan zonasi yang disesuaikan dengan kekuatan lingkungannya. Misal, bangunan bersejarah banyak terdapat di Jalan Cihampelas, alun-alun, dan Jalan Dago. Nantinya, daerah ini tak diperbolehkan adanya pembangunan baru. Pusat bisnis dan modernisasi dapat dibangun di zonasi seperti Jalan Soekarno Hatta dan Buah Batu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement