REPUBLIKA.CO.ID, KEBON SIRIH -- Banyak tudingan bermunculan kalau permasalahan Kartu Jakarta Sehat akibat manajemen yang belum baik.
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengaku tidak tahu penyebab pasti permasalahan KJS ini. Hanya, tuturnya, warga memang kerap jadi korban. Padahal, Jokowi mencatat KJS program yang luar biasa.
"KJS diberikan untuk warga miskin dan rentan miskin sebanyak 4,7 juta jiwa," ujarnya di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Senin (18/3).
Dia pun bertanya apakah KJS perlu diundur hanya karena manajemen yang belum sempurna. "Apakah masyarakat sakit yang miskin tidak punya harapan lagi untuk mengobati dirinya," ujarnya. Menurutnya, tidak layak jika warga harus menunggu KJS meski infrastrukturnya belum siap.
"ICU-nya cukup, sebelumnya masyarakat di bawah banyak menunggu, saya lihat sendiri seperti itu," ujarnya. Dia mengakui sebelumnya rumah sakit telah penuh sehingga menunggu kamar dengan terpaksa.
Bahkan ada yang tidak ditangani karena kamar yang penuh. "Manajemen akan diperbaiki, akan ditangani, tetapi kalau menyalahi KJS-nya, salah," ujarnya.
Dia melihat secara langsung, sebelumnya rumah sakit hanya menangani 100 pasien setiap hari. Saat ini mereka telah mampu menangani setiap harinya sebanyak 200 pasien.
"Saya tidak terima dokter yang susah payah menangani pasien dimarahi oleh tangan kiri," ujarnya. KJS yang di undur bisa saja mengakibatkan ribuan warga meninggal dunia tanpa penanganan.