REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan menilai kenaikan harga bawang merah yang terjadi pekan ini tidak akan mengganggu ketahanan pangan di Jabar.
Menurutnya, bawang merah adalah salah satu hasil pertanian yang terbilang elastis atau harganya bisa naik turun dalam kondisi tertentu.
"Jadi kalau mahal biarkan saja, itu kan barang pertanian yang sifatnya elastis," ujarnya di acara Rapat Koordinasi Pembangunan Kehutanan di Bandung, Kamis (14/3).
Dia menilai, kenaikan bawang merah mungkin akan berpengaruh banyak pada inflasi di Jabar bulan ini. "Kalaupun inflasi tidak akan menyebabkan goncangan pangan, kalau beras yang naik itu bisa," katanya.
Aher meminta petani bawang merah lokal untuk memprioritaskan memasok bawang pada pasar lokal. Menurutnya, kenaikan ini akan berdampak baik bagi para petani bawang merah di Jabar.
Jika keran impor bawang dibuka, tuturnya, petani pasti rugi. Menurutnya, hal ini seperti kasus impor cabai merah yang harganya naik tapi saat dibuka kran impor jumlahnya malah kebanyakan. Heryawan sekali lagi meyakinkan jika kenaikan bawang merah tidak akan menyebabkan goncangan berarti.
"Jadi, masyarakat diminta tenang."