REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua DPR Pramono Anung berharap pertemuan antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan sejumlah jendral purnawirawan tidak dibesar-besarkan.
Dia menilai, pertemuan itu biasa saja mengingat posisi SBY sebagai panglima tertinggi TNI. “Presiden panglima tertinggi. Kalau kemudian banyak yang datang monggo-monggo saja,” kata Pramono kepada wartawan di Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (14/3).
Menurutnya, pertemuan itu tak perlu dikait-kaitkan dengan gerakan makar. Pasalnya dia tidak melihat ada tendensi politik yang berlebihan dari pertemuan itu. “Jangan menakut-nakuti seakan-akan ada penggulingan,” ujarnya.
Politikus PDIP ini menambahkan, kalaupun ada pembicaraan politik antara SBY dan jendral-jendral purnawirawan termasuk Prabowo, hal itu merupakan sesuatu yang wajar. “Saya tidak melihat ada langkah-langkah kental berkaitan dengan politik jangka pendek,” katanya
Sebelumnya, mantan danjen Kopassus Letnan Jendral Purn Prabowo Subianto, menyambangi Istana Negara untuk bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Senin 11 Maret lalu.
Selang dua hari kemudian, Rabu (13/3) SBY menerima tujuh jendral purnawirawan TNI di Kantor Presiden, Jalan Veteran, Jakarta Pusat.
Mereka adalah Letjen (Purn) Luhut Binsar Panjaitan, Jenderal Subagyo HS (mantan KSAD), Jenderal Facrul Razi (mantan Wakil Panglima TNI), Johny J Lumintang (mantan Pangkostrad), Letnan Jenderal (Purn) Sumardi (mantan Komandan Komando Pendidikan dan Latihan TNI), Letjend (Purn) Agus Widjojo (mantan Kepala Staf Teritorial TNI), dan Letjend (Purn) Suady Marassabessy (mantan Kepala Staf Umum TNI).