REPUBLIKA.CO.ID, BEKASI -- Sejumlah pengusaha masakan padang di Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai mengurangi penggunaan bumbu bawang putih pada menu makanan akibat harga yang melambung.
"Biasanya per hari saya menggunakan satu kilogram bawang putih untuk seluruh lauk pauk yang kami sajikan. Tapi sejak harganya mencapai Rp70 ribu per kilogram, takarannya saya kurangi," ujar pemilik usaha nasi padang Singgalang, Deswirman, di Bekasi, Rabu (13/3).
Menurut dia, rumah makan yang berlokasi di Jalan Agus Salim, Bekasi Timur itu terpaksa mengurangi penggunaan bawang putih guna meringankan modal usaha.
"Sejak hargaya naik pada Sabtu (9/3) lalu, penggunaan bawang putih jadi 3/4 kilogram, itu pun tidak menutup harga modal, hanya meringankan saja sedikit," katanya.
Dia pun terpaksa menaikan harga lauk pauk sebesar Rp 500 per porsi. Namun upaya tersebut justru menuai keluhan dari sejumlah pelanggan.
"Habis mau bagaimana lagi, bawang putih adalah bumbu dasar yang tidak bisa tergantikan oleh yang lain. Harganya naik dari Rp15 ribu menjadi Rp70 ribu per kilogram di Pasar Baru Bekasi Timur, tempat kita biasa belanja," katanya.
Hal serupa juga dilakukan umah makan padang Tigo Muaro di Jalan Sudirman, Bekasi Barat. "Harganya lauk pauk kami naik Rp1.500 per porsi karena harga bwang putihnya mahal," kata Rizal, pedagang setempat.
Sebelumnya, kata Rizal, pihaknya sempat mengganti penggunan bawang putih dengan bawang merah, namun diprotes sejumlah pelanggn karena merubah rasa.
"Rasanya berubah kalau pakai bawang merah, banyak yang komplain. Jadi saya naikan saja harganya walau sebagian pelanggan ada yang hilang," katanya.