Senin 11 Mar 2013 22:43 WIB

Polisi Diduga Pakai Amunisi Berbahaya di Poso

Rep: Wahyu Syahputra/ Red: Dewi Mardiani
koordinator kontras Haris Azhar.
Foto: Republika / Tahta Aidilla
koordinator kontras Haris Azhar.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Operasi pemberantasan teroris yang dilakukan polisi di Poso diduga menggunakan amunisi berbahaya. Amunisi digunakan untuk melumpuhkan tersangka.

''Amunisi menyebabkan mereka mengalami luka melepuh pada kulit,'' kata Haris Azhar, Koordinator Kontras Haris Azhar, Senin (11/3). Kontras menduga amunisi berjenis Hollow Point Bullet. Amunisi ini pernah dilarang penggunaannya oleh Palang Merah Internasional tahun 2003.

Azhar mengatakan, Hollow Point Bullet merupakan peluru yang memiliki lubang keluar di ujungnya. Peluru tersebut bisa pecah meluas jika mengenai target lunak dan meningkatkan efek kematian. ''Amunisi ini menyebabkan kerusakan jaringan atau urat daging tapi membatasi kedalaman penetrasi,'' ujar Azhar.

Selain amunisi yang berbahaya, Kontras menemukan penanganan jenazah yang tidak manusiawi di Polres Poso. Sebelumnya, terjadi baku tembak untuk penangkapan di Jalan Pembantu Gubernur, Gebang Rejo, Poso, (22/1/2007). ''Di video yang kami dapat, satu orang masih bergerak, patut diduga masih hidup saat itu. Orang itu bernama Udin,'' kata Azhar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement