Senin 11 Mar 2013 20:51 WIB

Potensi Angin Kencang Meluas, Warga Yogyakarta Waspada

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Heri Ruslan
Angin kencang. Ilustrasi.
Foto: sportige.com
Angin kencang. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Potensi angin kencang di DIY meluas. Biasanya, hanya di wilayah Sleman dan Kota Yogyakarta. Beberapa waktu terakhir ini  angin kencang meluas hingga ke Bantul dan Gunungkidul.

Hal itu dikemukakan Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) DIY Heri Siswanto pada wartawan, Senin (11/3).

Potensi angin kencang di DIY cukup tinggi. Angin kencang ini bisa berupa puting beliung dan bisa juga horizontal. Namun, kata Heri, pada musim pancaroba potensi angin kencang horizontal yang biasa terjadi, bukan angin puting beliung. Sehingga  hal itu bersifat lokal.

Di tempat terpisah Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika  (BMKG) Yogyakarta Toni Agus Wijaya mengatakan angin kencang  biasanya terdeteksi bila  kondisi cuaca ekstrim yakni curah hujan tinggi lebih dari 50mm per hari dan kecepatan angin di atas 45 kilometer per jam.  Cuaca ekstrem biasanya sering terjadi mendadak dan dengan durasi pendek.

Menurut Toni, pada  akhir Maret sampai awal April ini merupakan musim pancaroba dan  akhir April memasuki musim kemarau  dengan curah hujan per 10 hari kurang dari 50 milimeter.

''Saat ini kondisi musim hujan dalam jangka panjang dinilai normal. Gangguan cuaca sifatnya pendek 2-3 hari yakni berupa hujan deras dan ada angin kencang,''jelas dia.

 

Kondisi cuaca di Yogyakarta yang masuk katagori tropis , kata Toni, sering mengalami gangguan. Gangguan yang sering dipicu oleh kemunculan angin  kencang tersebut bersifat singkat namun berpotensi memunculkan bencana.

Gangguan yang dialami tersebut tidak hanya terjadi pada saat pancaroba, namun dapat terjadi sewaktu-waktu.  Dia memberi contoh, ketika musim kemarau tiba-tiba hujan, atau pada waktu musim hujan, sinar matahari malah bersinar terik dan cuaca sangat panas. ''Kondisi ini sering memunculkan awan CB  (Cumullusnimbus),''jelasnya.

Kemunculan awan CB, Toni menambahkan, tidak selalu diikuti kehadiran angin puting beliung. Potensi angin puting beliuang akan terjadi bila perbedaan suhu udara di permukaan awan yang sangat ekstrem.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement