REPUBLIKA.CO.ID,PALANGKARAYA--Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah saat ini sedang membutuhkan investor ternak sapi dalam upaya menjadikan daerah itu sentra daging sapi.
"Upaya menuju ke sana, kita sangat gencar mencari investor agar bisa menanamkan modalnya untuk perternakan di Kalteng, apalagi dengan daerah kita mempunyai lahan yang begitu luas," kata Kepala Dinas Pertanian dan Perternakan Kalimantan Tengah Tute Lelo di Palangka Raya, Minggu.
Namun, dia yakin investor yang dibutuhkan Pemprov Kalteng dapat segera ditemukan, terlebih lagi dengan banyaknya perusahaan sawit yang berdiri di Kalteng sehingga peran pengusaha sawit dalam ternak sapi bisa terintegrasi.
Diakuinya, dengan besarnya modal yang dimiliki pengusaha kelapa sawit, partisipasi dalam pengembangan ternak sapi potong sangat diharapkan. Selain itu, juga dari sawit sendiri bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak.
Ia mengatakan bahwa sebenarnya untuk pengembangan ternak sapi potong, program dari Pemprov Kalteng dan pusat sudah ada. Namun, belum bisa optimal dilakukan tanpa adanya dukungan investor.
Sebanyak 2.500 ton per tahun kebutuhan konsumsi daging sapi bagi masyarakat, menurut dia, masih didatangkan dari luar Kalteng.
Terkait dengan tingginya harga daging sapi, salah satu upaya yang dilakukan agar tidak terjadi lonjakan harga yang terlalu melonjak tajam, yakni dengan menetapkan harga sesuai dengan kesepakatan antara asosiasi pemotong dan peternak.
"Memang disadari saat ini cukup sulit karena bukan masalah kekurangan ternak, melainkan ada permasalah distribusi sehingga harga bisa melonjak setinggi ini," tuturnya.
Padahal dari Sensus 2011, kata dia, populasi daging sapi di Indonesia relatif cukup untuk swasembada.
"Hanya saja sekarang distribusi ke daerah yang kekurangan daging sapi membutuhkan dana yang cukup besar sehingga dibebankan ke daging sapi dan sampai titik distribusi cukup mahal," katanya.